Menpolhukam: penembakan di Aceh bernuansa politis
9 Januari 2012 17:52 WIB
Korban Tembak di Aceh Tim medis memberikan pertolongan terhadap salah seaorang dari tiga korban tembak di RS Zainal Abidin, Banda Aceh, Kamis (5/1) malam. Tiga pekerja bangunan ditembak kelompok bersenjata di desa Aneuk Galong, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada Kamis malam pukul 19.05 wib itu, yakni Gunoko 35), Sutikno 35) dan Agus Suwityo, satu kritis dan dua luka berat/ringan. (FOTO ANTARA/Ampelsa)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Menpolhukam Djoko Suyanto menilai beberapa insiden penambakkan yang terjadi di Aceh beberapa hari terakhir terkait dengan Pilkada di wilayah itu yang akan berlangsung bulan Februari.
"Kalau kemarin-kemarin kita melihat itu seolah-olah berdiri sendiri tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Tetapi dengan adanya tindak kekerasan yang terus berlangsung, kemudian perobohan tiang listrik, ini kan mengingatkan kita kembali pada masa-masa konflik yang lalu," ujarnya, di Jakarta, Senin.
Djoko menjelaskan saat ini aparat kepolisian sedang bergerak menyelidiki berbagai peristiwa penembakan di Aceh yang mengarah ke warga pendatang.
"Yang jelas kita sangat prihatin dengan tindak kekerasan di Aceh. Sehingga itu harus ditangani dengan baik pengelolaan masalah itu," ujarnya.
Djoko menambahkan pihaknya belum mengetahui apakah ini merupakan kejahatan yang terorganisir atau tidak.
"Nanti akan diadakan rapat khusus," katanya.
Aksi penembakan di Aceh terus terjadi belakangan ini dengan sasaran warga pendatang. Selain itu, aksi penembakan dilakukan menjelang Pilkada di Aceh yang akan digelar pada 16 Februari 2012.
Sementara itu Gubernur NAD Irwandi Yusuf membantah penembakan terkait dengan politik.
"Setelah kami teliti, kami simpulkan, itu tidak ada urusannya dengan politik. Tetapi lebih terkait dengan ekonomi dan kesempatan kerja. Macam mana logikanya kalau mengaitkan dengan politik?," kata dia.
Dia menjelaskan, ada kesenjangan antara penduduk asli dan pendatang.
"Kecemburuan orang pribumi terhadap orang pendatang terkait lapangan kerja," katanya, saat Audiensi Muspida Aceh di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta medio pekan lalu.(R018)
"Kalau kemarin-kemarin kita melihat itu seolah-olah berdiri sendiri tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Tetapi dengan adanya tindak kekerasan yang terus berlangsung, kemudian perobohan tiang listrik, ini kan mengingatkan kita kembali pada masa-masa konflik yang lalu," ujarnya, di Jakarta, Senin.
Djoko menjelaskan saat ini aparat kepolisian sedang bergerak menyelidiki berbagai peristiwa penembakan di Aceh yang mengarah ke warga pendatang.
"Yang jelas kita sangat prihatin dengan tindak kekerasan di Aceh. Sehingga itu harus ditangani dengan baik pengelolaan masalah itu," ujarnya.
Djoko menambahkan pihaknya belum mengetahui apakah ini merupakan kejahatan yang terorganisir atau tidak.
"Nanti akan diadakan rapat khusus," katanya.
Aksi penembakan di Aceh terus terjadi belakangan ini dengan sasaran warga pendatang. Selain itu, aksi penembakan dilakukan menjelang Pilkada di Aceh yang akan digelar pada 16 Februari 2012.
Sementara itu Gubernur NAD Irwandi Yusuf membantah penembakan terkait dengan politik.
"Setelah kami teliti, kami simpulkan, itu tidak ada urusannya dengan politik. Tetapi lebih terkait dengan ekonomi dan kesempatan kerja. Macam mana logikanya kalau mengaitkan dengan politik?," kata dia.
Dia menjelaskan, ada kesenjangan antara penduduk asli dan pendatang.
"Kecemburuan orang pribumi terhadap orang pendatang terkait lapangan kerja," katanya, saat Audiensi Muspida Aceh di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta medio pekan lalu.(R018)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012
Tags: