Bengkulu (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu mulai kewalahan menghadapi maraknya aksi pengrusakan dan pencurian material rambu-rambu lalu lintas yang ada di daerah itu.
"Banyak rambu-rambu lalu lintas yang dirusak oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, lalu tiang pipa yang terbuat almunium dan lempengan kaleng banyak yang dicopot dan dijual ke tempat barang bekas," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu Ali Berti, di Bengkulu, Senin.
Ali mengatakan rambu-rambu lalu lintas memang gampang dicuri, padahal sangat dibutuhkan penguna jalan dalam berkendaraan.
Kondisi ini kata dia sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan, sekaligus mengusulkan pengadaan rambu-rambu lalu lintas pada 2012.
"Kami minta rambu-rambu lalu lintas dipasang permanen dengan tiang beton, jangan mengunakan pipa almunium karena gampang dilepas," katanya.
Permintaan tersebut mengingat minimnya penjagaan dan pengawasan terhadap rambu-rambu lalu lintas dengan panjang jalan provinsi mencapai 1.500 kilometer dan jalan nasional sepanjang 750 kilometer.
Pada 2011, Dishubkominfo Provinsi Bengkulu sudah memasang 12 traffic lights atau lampu merah yang tersebar di 9 kabupaten dan kota.
Rambu tersebut dipasang di persimpangan yang lintasan kendaraannya sangat padat. Namun, khusus di Kabupaten Lebong, pemasangan lampu merah dilakukan di bundaran Muara Aman karena jaraknya kurang dari 50 meter.
Ali mengatakan, pada 2012 kepadatan lalu lintas diperkirakan akan bertambah sehingga harus diimbangi dengan rambu-rambu lalu lintas yang cukup. Selain itu, kesadaran pengendara untuk menggunakan alat-alat keselamatan seperti helm standar dan sabuk pengaman untuk mobil juga penting ditingkatkan.
"Setiap bulannya jumlah sepeda motor yang masuk ke Bengkulu mencapai 7.000 unit dan itu habis terjual, sedangkan mobil berkisar 1000 hingga 1.500 unit per bulan," jelasnya.
Rambu lalu lintas masih rawan pencurian
9 Januari 2012 10:33 WIB
Ilustrasi - Rambu-rambu lalu lintas sedang dikerjakan. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012
Tags: