Kecakapan digital alasan tepat Indonesia cocok jadi pasar pusat data
3 Juni 2022 15:25 WIB
Chief Executive Officer (CEO) BDx Data Centers Braham Singh dalam acara peluncuran perusahaan patungan BDX Data Center bersama Indosat Ooredoo Hutchison serta Lintasarta, Jumat (3/6/2022) (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) BDx Data Centers Braham Singh mengungkapkan salah satu alasan Indonesia menjadi pasar yang tepat sebagai pusat data adalah karena keterampilan dan kecakapan digital yang dimiliki masyarakatnya.
Menurut Braham, bertepatan dengan momentum transformasi digital yang digaungkan oleh Pemerintah, kondisi digitalisasi di Indonesia tengah bertumbuh ke arah yang lebih baik dan menunjukkan pengembangan positif.
"Indonesia saat ini menjadi negara yang semakin 'digital output'. Artinya punya kebiasaan digital yang meningkat didukung dengan populasinya. Di Asia, populasi Indonesia besar dan banyak anak mudanya yang sudah mahir secara digital," kata Braham dalam acara di Jakarta Selatan, Jumat.
Ia mengaku kondisi digitalisasi di Tanah Air membuatnya terkagum dan banyak pelaku industri teknologi mengakui potensi dan kecakapan digital generasi muda menjadi daya tarik Indonesia sebagai pasar potensial menyediakan pusat data.
Braham menyebutkan saat ini di kawasan Asia Pasifik ada empat lokasi yang menjadi pusat data yaitu Australia, Jepang, Hongkong, dan Singapura.
Baca juga: Perlu regulasi perkuat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Namun dengan potensi yang saat ini ada di Indonesia mulai dari jumlah populasi, adaptasi teknologi, serta kecakapan digital yang diasah, Indonesia mungkin saja menyusul keempat negara pusat data itu dan menjadi pemain penting dalam industri pusat data.
"Saat ini Indonesia punya segalanya untuk menjadi pusat data. Jika diibaratkan tinggal tunggu sentuhan magis, dan semua akan berjalan. Mulai dari lokasi, pemikiran, populasi, semua mendukung untuk menyambut teknologi dan digitalisasi dengan baik. Ini adalah waktu yang tepat," kata Braham.
Terkait transformasi digital, Indonesia memang telah menjalaninya sejak 2021 di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mendorongnya.
Berbagai program untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap digitalisasi digaungkan misalnya seperti program literasi digital dasar Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) yang menyasar puluhan juta masyarakat.
Untuk meratakan akses terhadap internet, pemerintah juga mendorong pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di kawasan- kawasan 3T sehingga konektivitas 4G juga bisa dirasakan oleh masyarakat meski bukan di kota- kota besar.
Dengan kondisi demografi, populasi, serta upaya digitalisasi yang ada, maka tidak heran Indonesia menjadi negara menjanjikan untuk berkembang sebagai penyedia pusat data secara global.
Baca juga: PDN di IKN Nusantara akan dorong Pemerintahan berbasis sistem digital
Baca juga: Kominfo bangun pusat data dan dorong perluasan smart city tahun depan
Baca juga: Kominfo bangun pusat data nasional pertama di Bekasi pada 2022
Menurut Braham, bertepatan dengan momentum transformasi digital yang digaungkan oleh Pemerintah, kondisi digitalisasi di Indonesia tengah bertumbuh ke arah yang lebih baik dan menunjukkan pengembangan positif.
"Indonesia saat ini menjadi negara yang semakin 'digital output'. Artinya punya kebiasaan digital yang meningkat didukung dengan populasinya. Di Asia, populasi Indonesia besar dan banyak anak mudanya yang sudah mahir secara digital," kata Braham dalam acara di Jakarta Selatan, Jumat.
Ia mengaku kondisi digitalisasi di Tanah Air membuatnya terkagum dan banyak pelaku industri teknologi mengakui potensi dan kecakapan digital generasi muda menjadi daya tarik Indonesia sebagai pasar potensial menyediakan pusat data.
Braham menyebutkan saat ini di kawasan Asia Pasifik ada empat lokasi yang menjadi pusat data yaitu Australia, Jepang, Hongkong, dan Singapura.
Baca juga: Perlu regulasi perkuat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Namun dengan potensi yang saat ini ada di Indonesia mulai dari jumlah populasi, adaptasi teknologi, serta kecakapan digital yang diasah, Indonesia mungkin saja menyusul keempat negara pusat data itu dan menjadi pemain penting dalam industri pusat data.
"Saat ini Indonesia punya segalanya untuk menjadi pusat data. Jika diibaratkan tinggal tunggu sentuhan magis, dan semua akan berjalan. Mulai dari lokasi, pemikiran, populasi, semua mendukung untuk menyambut teknologi dan digitalisasi dengan baik. Ini adalah waktu yang tepat," kata Braham.
Terkait transformasi digital, Indonesia memang telah menjalaninya sejak 2021 di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mendorongnya.
Berbagai program untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap digitalisasi digaungkan misalnya seperti program literasi digital dasar Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) yang menyasar puluhan juta masyarakat.
Untuk meratakan akses terhadap internet, pemerintah juga mendorong pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di kawasan- kawasan 3T sehingga konektivitas 4G juga bisa dirasakan oleh masyarakat meski bukan di kota- kota besar.
Dengan kondisi demografi, populasi, serta upaya digitalisasi yang ada, maka tidak heran Indonesia menjadi negara menjanjikan untuk berkembang sebagai penyedia pusat data secara global.
Baca juga: PDN di IKN Nusantara akan dorong Pemerintahan berbasis sistem digital
Baca juga: Kominfo bangun pusat data dan dorong perluasan smart city tahun depan
Baca juga: Kominfo bangun pusat data nasional pertama di Bekasi pada 2022
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: