BBM subsidi dibatasi, jumlah pengguna motor meningkat
7 Januari 2012 09:07 WIB
Ribuan pemudik bersepeda motor memadati jalur khusus sepeda motor menuju Cikalongsari atau jalur Pantura wilayah Karawang, Sabtu (27/8). Di banyak kota besar di Indonesia, jalan raya seolah "sudah dikuasai" pengguna sepeda motor. (FOTO ANTARA/M Ali Khumaini)
Surabaya (ANTARA News) - Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidibatasi pemakaiannya bagi kendaraan pribadi di Indonesia. Akibatnya, jumlah pengguna sepeda motor meningkat sekaligus menandai peralihan pemakaian alat transportasi pada masa mendatang.
"Dengan kebijakan tersebut, pemerintah patut mewaspadai pertumbuhan sepeda motor yang signifikan di penjuru Nusantara," kata Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria, dihubungi dari Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, ketika pertumbuhan jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai titik tertinggi maka hal tersebut bisa berakibat fatal terhadap keamanan tiap pengendara dan pengguna jalan lainnya.
"Ke depan, di jalan raya bisa terjadi lautan sepeda motor," ujarnya.
Sementara itu, ungkap dia, selama ini kendaraan itu menjadi salah satu alat pembunuh rakyat mengingat banyaknya kecelakaan sepeda motor yg menewaskan pengendaranya. Dari sisi jumlah sepeda motor di Indonesia, selama tahun 2011 mencapai 80 juta unit.
"Angka itu setara dengan 1:3 penduduk di Tanah Air yang kini sekitar 237 juta jiwa. Tentunya, dampak negatif dari banyaknya jumlah sepeda motor di Indonesia benar-benar mengerikan," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, sesuai catatan Badan Pusat Statistik tahun 2009 jumlah sepeda motor skala nasional mencapai 52,4 juta unit. Asumsinya, bila per unit motor mengonsumsi satu liter BBM per hari berarti total konsumsi BBM bersubsidi nasional sebanyak 52.400 Kiloliter/hari atau 18,864 juta KL/tahun.
"Kalau BBM bersubsidi terdapat subsidi sebesar Rp3.000/liter, sepeda motor menggunakan subsidi sebanyak sekitar Rp56,492 triliun per tahun," katanya.
Untuk menyikapinya, saran dia, pemerintah harus membuka mata selebar-lebarnya terhadap jumlah sepeda motor menyusul pembatasan BBM bersubsidi terhadap mobil pribadi memang sudah perlu dilakukan.
"Kalau pemerintah tetap menutup mata terhadap jumlah dan peningkatan sepeda motor yang tetap diperbolehkan mengonsumsi BBM bersubsidi maka sikap mereka perlu dipertanyakan," katanya.
Bahkan, lanjut dia, pemerintah wajib cerdas dan bijak dengan membuat kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi untuk sepeda motor dan angkutan umum.
"Ingat dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi, para pemilik sepeda motor berpeluang memperdagangkan komoditas itu seiring mereka tetap diberi kebebasan membeli BBM bersubsidi," katanya. (KR-MSW)
"Dengan kebijakan tersebut, pemerintah patut mewaspadai pertumbuhan sepeda motor yang signifikan di penjuru Nusantara," kata Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria, dihubungi dari Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, ketika pertumbuhan jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai titik tertinggi maka hal tersebut bisa berakibat fatal terhadap keamanan tiap pengendara dan pengguna jalan lainnya.
"Ke depan, di jalan raya bisa terjadi lautan sepeda motor," ujarnya.
Sementara itu, ungkap dia, selama ini kendaraan itu menjadi salah satu alat pembunuh rakyat mengingat banyaknya kecelakaan sepeda motor yg menewaskan pengendaranya. Dari sisi jumlah sepeda motor di Indonesia, selama tahun 2011 mencapai 80 juta unit.
"Angka itu setara dengan 1:3 penduduk di Tanah Air yang kini sekitar 237 juta jiwa. Tentunya, dampak negatif dari banyaknya jumlah sepeda motor di Indonesia benar-benar mengerikan," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, sesuai catatan Badan Pusat Statistik tahun 2009 jumlah sepeda motor skala nasional mencapai 52,4 juta unit. Asumsinya, bila per unit motor mengonsumsi satu liter BBM per hari berarti total konsumsi BBM bersubsidi nasional sebanyak 52.400 Kiloliter/hari atau 18,864 juta KL/tahun.
"Kalau BBM bersubsidi terdapat subsidi sebesar Rp3.000/liter, sepeda motor menggunakan subsidi sebanyak sekitar Rp56,492 triliun per tahun," katanya.
Untuk menyikapinya, saran dia, pemerintah harus membuka mata selebar-lebarnya terhadap jumlah sepeda motor menyusul pembatasan BBM bersubsidi terhadap mobil pribadi memang sudah perlu dilakukan.
"Kalau pemerintah tetap menutup mata terhadap jumlah dan peningkatan sepeda motor yang tetap diperbolehkan mengonsumsi BBM bersubsidi maka sikap mereka perlu dipertanyakan," katanya.
Bahkan, lanjut dia, pemerintah wajib cerdas dan bijak dengan membuat kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi untuk sepeda motor dan angkutan umum.
"Ingat dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi, para pemilik sepeda motor berpeluang memperdagangkan komoditas itu seiring mereka tetap diberi kebebasan membeli BBM bersubsidi," katanya. (KR-MSW)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: