Teheran (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan di Teheran Kamis, bahwa Republik Islam Iran siap untuk melanjutkan perundingan nuklir dengan G5 +1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman).

Menteri luar negeri Iran membuat pernyataan itu bersama dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kepada pers.

Salehi mengatakan bahwa perundingan bisa dimulai setelah kedua belah pihak sepakat mengenai waktu dan tempat pembicaraan.

Salehi mengatakan, Turki telah mengumumkan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah putaran baru pembicaraan dengan negara-negara kuat dunia, dan menambahkan bahwa "tentu saja pendapat pribadi saya adalah bahwa Turki adalah tempat terbaik untuk pembicaraan itu, tetapi itu tergantung pada kedua belah pihak untuk memutuskan tempat tersebut."

Salehi juga mengatakan bahwa perluasan hubungan antara Iran dan Turki akan membantu perdamaian dan stabilitas regional.

Pada Rabu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan kepada Xinhua bahwa Iran sedang menunggu usulan Uni Eropa mengenai waktu dan tempat pembicaraan.

"Kami siap untuk pembicaraan. Kami selalu mengatakan bahwa kita siap untuk pembicaraan dan selalu menunjukkan bahwa perundingan harus bertujuan pada isu-isu kerja sama antar pihak, yaitu, untuk memutuskan berbicara untuk kerja sama, bukan konfrontasi," kata Mehmanparast.

Negara-negara Barat menuduh pengayaan uranium Iran mungkin akan bertujuan untuk memproduksi senjata nuklir, satu klaim yang dibantah oleh para pejabat Iran.

Perundingan-perundingan nuklir antara Iran dan G5+1 di Istanbul pada Januari 2011 gagal mencapai kesepakatan apapun, pada saat Teheran menolak setiap gagasan menangguhkan pengayaan dalam pertukaran untuk keuntungan perdagangan dan teknologi, seperti yang disebut oleh beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang berlalu sejak 2006.

Hubungan-hubungan antara Iran dan Barat lebih memburuk lagi baru-baru ini menyusul serangkaian insiden. Termasuk peranan yang dituduhkan kepada Iran mengenai plot untuk membunuh duta besar Arab Saudi di Washington, serangan terhadap Kedutaan Besar Inggris di Teheran.

Tuduhan juga mencakup laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terbaru mengenai program nuklir Iran dan perselisihan atas pesawat tak berawak Amerika Serikat yang ditangkap oleh Iran.
(H-AK/B002)