Bangkok (ANTARA News) - Para petugas Bea Cukai Thailand, Jumat, menyita empat kotak kulit dan tulang harimau senilai puluhan ribu dolar Amerika Serikat, yang diselundupkan di pos pemeriksaan mereka, dan diyakini bertujuan untuk dijadikan dekorasi interior.
"Harimau-harimau, yang bagian-bagiannya ditemukan pada awal pekan ini, dianggap berasal dari Indonesia dengan tujuan akhir ke China," kata Somchai Poolsawasdi, Direktur Jenderal Bea Cukai Kerajaan Thailand.
"Ada empat kotak, dan setiap kotak berisi satu lembar kulit harimau, tulang-tulang dan tengkoraknya. Masing-masing beratnya sekitar lima kilogram (11 pon)," katanya kepada AFP.
Dia mengatakan paket-paket itu, diperkirakan akan dikirim satu geng perdagangan, dengan rute ke Mae Sai di utara Thailand, dan datang melalui kantor pos utama Bangkok, di mana para pejabat menerima informasi mengenai selundupan itu.
"Cara mereka memproses harimau ini, saya pikir mereka itu dimaksudkan untuk furnitur atau hiasan," tambahnya.
Kelompok anti-perdagangan gelap Freeland mengatakan, bagian-bagian tubuh harimau itu bernilai sekitar 60.000 dolar AS, dan memperingatkan perburuan serta perdagangan daging harimau, tulang-belulang dan kulitnya adalah penyebab utama penurunan populasi harimau liar di Asia.
"Penyitaan kulit dan tulang-belulang harimau ini adalah terpuji dan jelas menyakiti para melukai penjahat itu secara finansial," kata Tim Redford dari Freeland.
"Namun, dengan sedikit harimau yang tersisa di alam liar, menghentikan penyelundupan seperti ini adalah sangat penting."
Thailand adalah salah satu dari hanya 13 negara yang memiliki populasi harimau yang rapuh, dan menjadi pusat penyelundupan internasional.
Di seluruh dunia, jumlah binatang yang sering disebut Si Raja Hutan ini diperkirakan telah merosot hingga 3.200 ekor dari sekitar 100.000 ekor pada seabad lalu. (H-AK)
Bagian-bagian harimau ditemukan pos Bea Cukai Thailand
6 Januari 2012 17:11 WIB
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sering diburu dan dijebak memakai perangkap di hutan-hutan. (FOTO ANTARA/FB Anggoro)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: