Jambi (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Emil Salim, mengatakan nilai tukar petani di Indonesia, khususnya di Provinsi Jambi harus ditingkatkan, sebagai indikator keberhasilan daertah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Nilai tukar Petani (NTP) harus ditingkat, karena sebagai kunci keberhasilan daerah dalam membangun serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," kata Emil Salim dalam kunjungan kerjanya menghadiri HUT ke-55 Provinsi Jambi, di Jambi, Jumat.
Ia mengatakan, sebagian besar penduduk Provinsi Jambi adalah petani, namun nilai tukarnya masih di bawah seratus persen, dalam artian, penghasilan yang didapat, belum seimbang dengan kebutuhannya.
Ia mencontohkan, jika pendapatan petani dalam sebulan lebih kecil dibanding pengeluaran untuk memenuhi kebutuhannya, menunjukkan nilai tukarnya masih rendah.
Dalam meningkatkan nilai tukar petani, pemerintah harus membangun berbagai sarana infrastruktur, khususnya jalan hingga ke sentra-sentra produksi.
Selain itu tingkat kemampuan dan pendidikan petani juga harus diprioritaskan, karena dengan berpengatahuan dan berpendidikan, petani akan mampu meningkatkan produksinya.
Petani yang pintar dan berpendidikan, tidak saja mampu meningkatkan produksi, namun juga meningkatkan nilai tambah dan nilai jual hasil pertaniannya.
Selain itu pemerintah juga harus membangun dan mengembangan lembaga keuangan seperti bank dan koperasi, supaya petani dapat mengembangkan usahanya lewat pinjaman pada bank dan koperasi tersebut.
Ia menilai, keberhasilan suatu daerah juga diukur dari nilai tukar petani di daerahnya, untuk itu peran petani tidak boleh diabaikan.
"Bila petani di suatu daerah agraris berhasil dan maju, maka dapat dipastikan daerah tersebut tingkat kemiskinannya rendah dan berhasil dalam membangun daerahnya. Sebaliknya jika petaninya gagal, maka daerah tersebut tingkat kemiskinannya tinggi," kata Emil Salim. (M037)
Emil Salim: NTP harus ditingkatkan
6 Januari 2012 16:02 WIB
Prof. Dr. Emil Salim (ANTARA/Wildan Anjarbakti)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012
Tags: