Rupiah Kamis sore melemah 20 poin
5 Januari 2012 16:34 WIB
Sejumlah staf memantau pergerakan nilai mata uang asing di ruang Dealing Room Global Market PT Bank Rakyat Indonesia Tbk di Jakarta, Selasa (6/9). (FOTO ANTARA/Yudha/ama/11)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada perdagangan Kamis sore bergerak melemah sebesar 20 poin seiring masih minimnya sentimen positif di pasar keuangan global.
Mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Kamis sore ke posisi Rp9.140 atau turun 20 poin dibanding sebelumnya Rp9.120 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ahmad Riyadi di Jakarta, Kamis, mengatakan mata uang rupiah masih bergerak melemah seiring dengan mata uang euro yang tergelincir terhadap mata uang AS.
"Kondisi Eropa yang belum stabil masih menjadi faktor utama dalam menentukan pergerakkan pasar mata uang di dalam negeri," ujar dia.
Ia mengatakan, pelaku pasar uang lebih cenderung mengambil posisi aman dalam menjaga nilai asetnya ditengah kondisi pasar investasi yang tidak dapat diprediksi.
"Kondisi itu membuat investor enggan masuk ke mata uang berisiko," ucapnya.
Meski demikian, ia menambahkan, dengan suku bunga acuan dalam negeri yang rendah akan dapat memberi dorongan sektor riil lebih aktif, BI telah berupaya memperkuat daya tahan ekonomi domestik melalui penurunan BI Rate.
"Dengan sektor riil bergerak, maka akan mendorong investor masuk ke dalam negeri. Apalagi kita telah mendapatkan peringkat `investment grade`, kondisi itu nantinya akan menguatkan rupiah," kata dia.
Ia memprediksi, pergerakkan rupiah terhadap dolar AS akan bergerak terbatas di level Rp9.100 dikarenakan Bank Indonesia masih menjaga nilai tukar.
Mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Kamis sore ke posisi Rp9.140 atau turun 20 poin dibanding sebelumnya Rp9.120 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ahmad Riyadi di Jakarta, Kamis, mengatakan mata uang rupiah masih bergerak melemah seiring dengan mata uang euro yang tergelincir terhadap mata uang AS.
"Kondisi Eropa yang belum stabil masih menjadi faktor utama dalam menentukan pergerakkan pasar mata uang di dalam negeri," ujar dia.
Ia mengatakan, pelaku pasar uang lebih cenderung mengambil posisi aman dalam menjaga nilai asetnya ditengah kondisi pasar investasi yang tidak dapat diprediksi.
"Kondisi itu membuat investor enggan masuk ke mata uang berisiko," ucapnya.
Meski demikian, ia menambahkan, dengan suku bunga acuan dalam negeri yang rendah akan dapat memberi dorongan sektor riil lebih aktif, BI telah berupaya memperkuat daya tahan ekonomi domestik melalui penurunan BI Rate.
"Dengan sektor riil bergerak, maka akan mendorong investor masuk ke dalam negeri. Apalagi kita telah mendapatkan peringkat `investment grade`, kondisi itu nantinya akan menguatkan rupiah," kata dia.
Ia memprediksi, pergerakkan rupiah terhadap dolar AS akan bergerak terbatas di level Rp9.100 dikarenakan Bank Indonesia masih menjaga nilai tukar.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012
Tags: