Hasto dorong perguruan tinggi olah SDM Indonesia jadi pemimpin dunia
1 Juni 2022 19:07 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara seminar nasional "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" secara daring, Rabu (1/6/2022). (ANTARA/HO-PDI Perjuangan)
Jakarta (ANTARA) - PDI Perjuangan mendorong lembaga pendidikan tinggi di Indonesia untuk mengolah sumber daya manusia (SDM) untuk mampu menjadi pemimpin dunia melalui ilmu pengetahuan, riset, teknologi, dan berbagai inovasi, kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
"Kepemimpinan bagi dunia bisa ditunjukkan melalui olahraga, penguasaan ilmu-ilmu dasar, seperti matematika, biologi, fisika, kimia, seni, dan budaya. Contohnya, Korea Selatan yang memanfaatkan K-pop. Dengan demikian, Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi, kebudayaan, dan kuliner bisa mewujudkan kepemimpinan terhadap dunia dengan mengolah hal-hal tersebut melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Hasto dalam seminar nasional "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta", seperti dipantau melalui kanal YouTube Untirta Official di Jakarta, Rabu.
Hasto mengatakan kepemimpinan Indonesia bagi dunia merupakan salah satu gagasan yang termuat dalam Pancasila, sebagaimana disampaikan oleh Presiden pertama RI Soekarno dalam salah satu pidatonya.
Baca juga: Harlah Pancasila, Merah Putih 1.000 meter kelilingi Candi Borobudur
"Begitu banyak yang bisa dipelajari dari Pancasila, sebagaimana dipidatokan oleh Bung Karno; yang paling penting, Pancasila melahirkan suatu ide dan suatu gagasan tentang kepemimpinan Indonesia bagi dunia," tambahnya.
Ide tersebut juga sesuai dengan tema peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, yaitu "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia". Menurut dia, tema tersebut menunjukkan bahwa sudah tiba waktunya bagi bangsa Indonesia untuk bangkit memimpin seluruh pergerakan dinamika di dunia.
"Melalui peringatan Hari Lahir Pancasila ini, mari kita bangkit bersama membangun kepemimpinan strategis dalam seluruh aspek kehidupan; mulai dari cara sederhana, yakni dengan menggelorakan kuliner, kebudayaan, dan olahraga. Pendeknya, setiap ruang lingkup kehidupan. Selama kita bisa menunjukkan kepemimpinan dunia, eksistensi kita sebagai bangsa bisa diakui oleh dunia," ujar Hasto.
Baca juga: Megawati: Pancasila harus selalu menjadi pegangan
"Kepemimpinan bagi dunia bisa ditunjukkan melalui olahraga, penguasaan ilmu-ilmu dasar, seperti matematika, biologi, fisika, kimia, seni, dan budaya. Contohnya, Korea Selatan yang memanfaatkan K-pop. Dengan demikian, Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi, kebudayaan, dan kuliner bisa mewujudkan kepemimpinan terhadap dunia dengan mengolah hal-hal tersebut melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Hasto dalam seminar nasional "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta", seperti dipantau melalui kanal YouTube Untirta Official di Jakarta, Rabu.
Hasto mengatakan kepemimpinan Indonesia bagi dunia merupakan salah satu gagasan yang termuat dalam Pancasila, sebagaimana disampaikan oleh Presiden pertama RI Soekarno dalam salah satu pidatonya.
Baca juga: Harlah Pancasila, Merah Putih 1.000 meter kelilingi Candi Borobudur
"Begitu banyak yang bisa dipelajari dari Pancasila, sebagaimana dipidatokan oleh Bung Karno; yang paling penting, Pancasila melahirkan suatu ide dan suatu gagasan tentang kepemimpinan Indonesia bagi dunia," tambahnya.
Ide tersebut juga sesuai dengan tema peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, yaitu "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia". Menurut dia, tema tersebut menunjukkan bahwa sudah tiba waktunya bagi bangsa Indonesia untuk bangkit memimpin seluruh pergerakan dinamika di dunia.
"Melalui peringatan Hari Lahir Pancasila ini, mari kita bangkit bersama membangun kepemimpinan strategis dalam seluruh aspek kehidupan; mulai dari cara sederhana, yakni dengan menggelorakan kuliner, kebudayaan, dan olahraga. Pendeknya, setiap ruang lingkup kehidupan. Selama kita bisa menunjukkan kepemimpinan dunia, eksistensi kita sebagai bangsa bisa diakui oleh dunia," ujar Hasto.
Baca juga: Megawati: Pancasila harus selalu menjadi pegangan
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022
Tags: