G20 Indonesia
Peneliti Indef: Isu transformasi digital di G20 krusial bagi Indonesia
1 Juni 2022 09:05 WIB
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Sekretaris I Pertemuan G20 Rudy Rahmaddi menyatakan dua pertemuan G20 jalur keuangan atau "finance track" yang sebelumnya diselenggarakan di Bali pada 15-18 Februari 2022 diputuskan untuk dipindahkan pelaksanaannya ke Jakarta seiring meningkatnya paparan COVID-19 varian Omicron. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Instititute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai isu transformasi digital yang dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 krusial bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dan perlu terus didorong untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
"Ekonomi kita akan menuju peralihan ke ekonomi mesin ke ekonomi berbasiskan internet dan digital. Perdagangan akan semakin terglobalisasi, pertukaran data semakin cepat, hingga pemulihan ekonomi yang didorong oleh internet atau digital," ujar Nailul saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Selain itu, transformasi digital juga dinilai mampu mengerek inklusi dan literasi keuangan bagi masyarakat yang sudah memiliki rekening bank tetapi belum bisa mengakses produk keuangan lain (underbanked) dan individu yang sudah punya akses dengan layanan keuangan tapi masih sangat sederhana seperti misalnya hanya tabungan (unbanked).
"Di Indonesia, masyarakat underbanked dan unbanked masih sekitar 50 persen lebih. Jadi sangat penting bagi Indonesia," kata Nailul.
Nailul menambahkan, dengan Presidensi G20 Indonesia 2022, Indonesia pun sebenarnya bisa mendorong inklusivitas dengan transformasi digital bagi semua negara.
"Kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur hingga perluasan layanan ekonomi digital antar negara bisa dikembangkan. Sektor keuangan, perdagangan, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif," ujar Nailul.
Pengembangan ekonomi digital menjadi salah satu strategi utama transformasi ekonomi Indonesia dan ditujukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Pengembangan ekonomi digital juga didorong oleh adanya pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung menggunakan platform digital di berbagai sektor.
Tren positif perkembangan ekonomi digital juga sejalan dengan perkembangan investasi. Hasil studi Google, Temasek, Bain & Company (2021) menunjukkan bahwa nilai investasi ekonomi digital Indonesia sepanjang kuartal I 2021 sebesar 4,7 miliar dolar AS dan telah melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura.
Selain investasi, Indonesia juga memiliki berbagai potensi yang dapat memperkuat peluang akselerasi perkembangan ekonomi digital. Pada 2021, nilai transaksi e-commerce Indonesia berhasil mencapai Rp401,25 triliun, dengan volume transaksi sebesar 1,73 milliar.
Ekonomi digital di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara di mana pada 2021 nilai ekonominya tercatat sekitar 70 miliar dolar AS dan diperkirakan mampu mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025 mendatang.
Baca juga: CORE: Presidensi G20 dorong ekonomi RI lewat kebijakan ekonomi digital
Baca juga: Konektivitas digital dalam sorotan sidang kedua DEWG
Baca juga: Pengamat: Kebangkitan ekonomi usai pandemi harus jadi perhatian di G20
"Ekonomi kita akan menuju peralihan ke ekonomi mesin ke ekonomi berbasiskan internet dan digital. Perdagangan akan semakin terglobalisasi, pertukaran data semakin cepat, hingga pemulihan ekonomi yang didorong oleh internet atau digital," ujar Nailul saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Selain itu, transformasi digital juga dinilai mampu mengerek inklusi dan literasi keuangan bagi masyarakat yang sudah memiliki rekening bank tetapi belum bisa mengakses produk keuangan lain (underbanked) dan individu yang sudah punya akses dengan layanan keuangan tapi masih sangat sederhana seperti misalnya hanya tabungan (unbanked).
"Di Indonesia, masyarakat underbanked dan unbanked masih sekitar 50 persen lebih. Jadi sangat penting bagi Indonesia," kata Nailul.
Nailul menambahkan, dengan Presidensi G20 Indonesia 2022, Indonesia pun sebenarnya bisa mendorong inklusivitas dengan transformasi digital bagi semua negara.
"Kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur hingga perluasan layanan ekonomi digital antar negara bisa dikembangkan. Sektor keuangan, perdagangan, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif," ujar Nailul.
Pengembangan ekonomi digital menjadi salah satu strategi utama transformasi ekonomi Indonesia dan ditujukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Pengembangan ekonomi digital juga didorong oleh adanya pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung menggunakan platform digital di berbagai sektor.
Tren positif perkembangan ekonomi digital juga sejalan dengan perkembangan investasi. Hasil studi Google, Temasek, Bain & Company (2021) menunjukkan bahwa nilai investasi ekonomi digital Indonesia sepanjang kuartal I 2021 sebesar 4,7 miliar dolar AS dan telah melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura.
Selain investasi, Indonesia juga memiliki berbagai potensi yang dapat memperkuat peluang akselerasi perkembangan ekonomi digital. Pada 2021, nilai transaksi e-commerce Indonesia berhasil mencapai Rp401,25 triliun, dengan volume transaksi sebesar 1,73 milliar.
Ekonomi digital di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara di mana pada 2021 nilai ekonominya tercatat sekitar 70 miliar dolar AS dan diperkirakan mampu mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025 mendatang.
Baca juga: CORE: Presidensi G20 dorong ekonomi RI lewat kebijakan ekonomi digital
Baca juga: Konektivitas digital dalam sorotan sidang kedua DEWG
Baca juga: Pengamat: Kebangkitan ekonomi usai pandemi harus jadi perhatian di G20
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022
Tags: