Banjarmasin (ANTARA) - Wisata alam minat khusus di Kalimantan Selatan yang membawa wisatawan merasakan pengalaman menjelajah hutan mangrove (bakau) dengan suguhan aneka ragam hayati di kawasan konservasi bekantan semakin diminati masyarakat.

"Kunjungan ke kawasan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala yang jadi habitat bekantan semakin ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati pengalaman wisata berbeda," kata Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki di Banjarmasin, Selasa.

Menurut Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, pariwisata minat khusus sebuah potensi besar tak hanya dari segi peningkatan ekonomi masyarakat setempat, namun edukasi yang bagus untuk setiap pengunjung.

Baca juga: SBI jaga ekosistem lahan basah habitat bekantan

Untuk itu, dia bersama Tim SBI dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan pariwisata minat khusus tanpa mengganggu keberlangsungan kehidupan satwa dan tumbuhan yang ada di dalamnya.

Amel mengatakan wisatawan yang berkunjung diajak menyusuri sungai menggunakan perahu mengelilingi pulau yang dihuni bekantan sebagai maskot fauna Kalimantan Selatan dan aneka satwa lainnya.
Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki bersama wisatawan menanam bibit pohon rambai di kawasan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Selasa (31/5/2022). (ANTARA/Firman)


Setelah puas melihat kawanan bekantan dari dekat, katanya, wisatawan bisa melakukan penanaman bibit pohon rambai dengan mencebur ke sungai. Seperti diketahui buah rambai menjadi makanan bekantan dan mangrove rambai pula yang menjaga keseimbangan ekosistem di perairan Sungai Barito itu.

Baca juga: SBI dan DLH Kalsel tanam 10 ribu pohon Kasturi
Baca juga: SBI berjuang selamatkan bekantan dari pandemi COVID-19


Amel dan Tim SBI menyediakan wisata petik buah di Muara Kanoco yang ditumbuhi aneka buah khas lahan basah dan salah satunya maskot flora Kalimantan Selatan, yaitu buah kasturi.

"Mari kita jaga alam tetap lestari sembari menikmatinya sebagai objek wisata dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa meninggalkan kearifan lokal warga pesisir sungai," ujarnya.