Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan proses pengembangan Vaksin Merah Putih akan memasuki uji klinik fase ketiga dan diharapkan dapat memiliki izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada September 2022.

Dalam rapat dengar pendapat bersama Panja Komisi IX DPR mengenai pengawasan terhadap vaksin COVID-19 di Jakarta, Selasa, Kepala BPOM Penny mengatakan Vaksin Merah Putih kolaborasi Unair dan PT Biotis itu sedang dalam finalisasi uji klinik fase kedua dan diperkirakan akan memasuki fase ketiga pada pekan kedua Juni.

"Estimasinya adalah kita tunggu mudah-mudahan sekitar bulan Agustus bisa menyelesaikan fase ketiga dan emergency use authorization bisa diselesaikan pada bulan September," ujar Penny.

Baca juga: Vaksin Merah Putih Unair bersiap menuju uji klinik fase 3

Dia mengatakan bahwa vaksin dengan platform inactivated virus itu menggunakan metode yang berbeda memasuki fase ketiga uji klinik sehingga bisa terjadi percepatan sambil memastikan aspek imunogenisitas tetap terjaga.

Vaksin Merah Putih telah memperoleh sertifikat halal bersama dengan Sinovac, vaksin COVID-19 Bio Farma, dan Zifivax.

"Sudah tersertifikasi halal untuk Vaksin Merah Putih," ujarnya.

Baca juga: Uji coba booster Vaksin Merah Putih paralel di fase 3

Sementara itu, untuk tahapan uji klinis vaksin yang dikembangkan PT Bio Farma dan Baylor College Medicine masih berada berada dalam kurun periode yang sama.

"Berdasarkan tahapan yang kami monitor masih dalam kurun periode yang sama," tutur Penny.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia mengatakan bahwa pada semester III atau semester IV pengadaan vaksin dapat menggunakan produksi dalam negeri.

Baca juga: Biotis klaim vaksin Merah Putih kompatibel dengan varian terbaru

"Tahapan produksi vaksin diperkirakan akan tersedia pada bulan Juli atau bulan Agustus sehingga diperkirakan pada semester III atau semester IV pengadaan vaksin akan dapat menggunakan vaksin produksi dalam negeri," tutur Rizka.