Teten anggap UMKM jadi pahlawan perekonomian di setiap krisis
31 Mei 2022 16:32 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki foto bersama dalam kegiatan Komunikasi Sosial (KOMSOS) TNI Tingkat Pusat TA 2022 di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Selasa (31/5/2022). ANTARA/HO-KemenkopUKM
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan pahlawan perekonomian di setiap krisis yang melanda.
“UMKM bukan sebatas bumper. UMKM telah berperan sebagai dinamisator pemulihan ekonomi,” kata dia dalam sebuah kegiatan di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Selasa.
Menurut Menkop, pelaku UMKM memiliki keberanian yang tinggi untuk menghadapi krisis, tidak seperti usaha besar yang menahan investasi dan menunggu situasi ekonomi membaik. UMKM justru tetap bertahap di tengah krisis dan mampu menjadi pahlawan ekonomi.
Pada saat awal krisis pandemi COVID-19, UMKM disebut berhasil melakukan transformasi digital ke e-commerce meningkat lebih dari 100 persen.
"Begitu ada pandemi, jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital naik pesat dari delapan juta pelaku usaha menjadi tak kurang dari 19 juta UMKM," ungkap Teten.
Adanya pandemi juga dinilai memunculkan inovasi baru dari para pelaku UMKM, seperti kategori frozen food dari sektor kuliner dan berbagai produk layanan kesehatan.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan pelaku UMKM perlu diberikan keleluasaan dalam mengakses kredit perbankan mengingat sektor usaha tersebut masih mendominasi postur perekonomian dengan persentase 99,9 persen dengan menyerap 97 persen lapangan pekerjaan. Berdasarkan data, porsi kredit perbankan untuk UMKM masih di angka 19,8 persen.
"Bisa dibayangkan kalau UMKM kita itu seperti di Korea Selatan, di mana kredit perbankan sudah banyak untuk UMKM. Kita saja yang 19,8 persen bisa menyerap lapangan kerja 97 persen dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto 61 persen," ucap Menkop.
Karena itu, pemerintah dinyatakan sedang mendorong perubahan cara pandang terhadap potensi ekonomi UMKM. “Artinya, UMKM tak hanya kita anggap sebagai bumper, ekonomi subsisten, atau ekonomi untuk kebutuhan rumah tangga saja," ujarnya.
“UMKM bukan sebatas bumper. UMKM telah berperan sebagai dinamisator pemulihan ekonomi,” kata dia dalam sebuah kegiatan di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Selasa.
Menurut Menkop, pelaku UMKM memiliki keberanian yang tinggi untuk menghadapi krisis, tidak seperti usaha besar yang menahan investasi dan menunggu situasi ekonomi membaik. UMKM justru tetap bertahap di tengah krisis dan mampu menjadi pahlawan ekonomi.
Pada saat awal krisis pandemi COVID-19, UMKM disebut berhasil melakukan transformasi digital ke e-commerce meningkat lebih dari 100 persen.
"Begitu ada pandemi, jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital naik pesat dari delapan juta pelaku usaha menjadi tak kurang dari 19 juta UMKM," ungkap Teten.
Adanya pandemi juga dinilai memunculkan inovasi baru dari para pelaku UMKM, seperti kategori frozen food dari sektor kuliner dan berbagai produk layanan kesehatan.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan pelaku UMKM perlu diberikan keleluasaan dalam mengakses kredit perbankan mengingat sektor usaha tersebut masih mendominasi postur perekonomian dengan persentase 99,9 persen dengan menyerap 97 persen lapangan pekerjaan. Berdasarkan data, porsi kredit perbankan untuk UMKM masih di angka 19,8 persen.
"Bisa dibayangkan kalau UMKM kita itu seperti di Korea Selatan, di mana kredit perbankan sudah banyak untuk UMKM. Kita saja yang 19,8 persen bisa menyerap lapangan kerja 97 persen dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto 61 persen," ucap Menkop.
Karena itu, pemerintah dinyatakan sedang mendorong perubahan cara pandang terhadap potensi ekonomi UMKM. “Artinya, UMKM tak hanya kita anggap sebagai bumper, ekonomi subsisten, atau ekonomi untuk kebutuhan rumah tangga saja," ujarnya.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: