Tim Asesor Unesco kunjungi Desa Senaru guna revalidasi Geopark Rinjani
31 Mei 2022 15:26 WIB
Tim lapangan asesor Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO), mengunjungi Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, guna pengecekan ulang atau revalidasi status Global Geopark Rinjani.
Mataram (ANTARA) - Tim lapangan asesor Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO), mengunjungi Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, guna pengecekan ulang atau revalidasi status Global Geopark Rinjani.
Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana, kepada Antara, Selasa, mengatakan kunjungan Tim Asesor Unesco tersebut ke kebun kopi, rumah adat Senaru dan menemui para pelaku wisata.
Dikatakannya, Pemerintah Desa Senaru, Universitas Mataram (Unram) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat siap bekerja sama mengelola potensi wisata kebun kopi di kawasan tersebut.
Ia mengatakan KPH Rinjani Barat yang memiliki luas areal 230 hektare serta menjadi pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani melalui jalur Pelawangan Senaru dan Danau Segara Anak.
Termasuk juga menjadi pintu masuk second summit Gunung Sangkareang. "Intinya bersama Bumdes Senaru, kami akan konsisten mengangkat kearifan budaya lokal dan masyarakat Desa adat Senaru," katanya.
"Proses evaluasi dan validasi ini berlangsung empat tahun sekali. Kita berharap kegiatan ini berjalan lancar dan status geopark tetap menjadi 'green card' sehingga Rinjani tetap menjadi bagian anggota UNESCO Global Geopark," kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah dalam taklimat media yang diterima di Mataram, Senin (30/5).
Baca juga: Desa Senaru di Kaki Rinjani targetkan 10 besar desa wisata Indonesia
Baca juga: Desa Senaru "surga wisata alam" di utara Pulau Lombok
Wagub menjelaskan setiap empat tahun sekali tim asesor UNESCO melakukan evaluasi dan validasi ulang status Gunung Rinjani, untuk tetap menjadi bagian anggota UNESCO Global Geopark.
Tim lapangan asesor UNESCO melakukan pengecekan lapangan Gunung Rinjani dari 29 Mei sampai dengan 1 Juni 2022. Terdapat beberapa indikator penilaian yang harus terpenuhi, seperti geodiversity atau keragaman geologi, biodiversity atau keanekaragaman hayati, dan cultural diversity atau keragaman budaya.
Tim evaluator yang diterjunkan oleh UNESCO berasal dari Jerman dan Austria, yakni Henning Zellmer dan Oliver Gulas Woehri. Selain itu, ada juga tim evaluator dari UNESCO Jakarta.
Kawasan Gunung Rinjani, NTB, ditetapkan sebagai anggota baru geopark dunia dalam sidang Unesco Executive Board, Kamis (12/4) pada 2018 di Paris, Prancis.
Gunung Rinjani, masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kawasan ini mencakup empat wilayah di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu pesona unggulan TNGR, adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut.
Baca juga: Air terjun Sendang Gile Lombok Utara mulai ramai dikunjungi wisatawan
Baca juga: NTB optimistis pertahankan status Gunung Rinjani jadi Geopark Dunia
Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana, kepada Antara, Selasa, mengatakan kunjungan Tim Asesor Unesco tersebut ke kebun kopi, rumah adat Senaru dan menemui para pelaku wisata.
Dikatakannya, Pemerintah Desa Senaru, Universitas Mataram (Unram) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat siap bekerja sama mengelola potensi wisata kebun kopi di kawasan tersebut.
Ia mengatakan KPH Rinjani Barat yang memiliki luas areal 230 hektare serta menjadi pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani melalui jalur Pelawangan Senaru dan Danau Segara Anak.
Termasuk juga menjadi pintu masuk second summit Gunung Sangkareang. "Intinya bersama Bumdes Senaru, kami akan konsisten mengangkat kearifan budaya lokal dan masyarakat Desa adat Senaru," katanya.
"Proses evaluasi dan validasi ini berlangsung empat tahun sekali. Kita berharap kegiatan ini berjalan lancar dan status geopark tetap menjadi 'green card' sehingga Rinjani tetap menjadi bagian anggota UNESCO Global Geopark," kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah dalam taklimat media yang diterima di Mataram, Senin (30/5).
Baca juga: Desa Senaru di Kaki Rinjani targetkan 10 besar desa wisata Indonesia
Baca juga: Desa Senaru "surga wisata alam" di utara Pulau Lombok
Wagub menjelaskan setiap empat tahun sekali tim asesor UNESCO melakukan evaluasi dan validasi ulang status Gunung Rinjani, untuk tetap menjadi bagian anggota UNESCO Global Geopark.
Tim lapangan asesor UNESCO melakukan pengecekan lapangan Gunung Rinjani dari 29 Mei sampai dengan 1 Juni 2022. Terdapat beberapa indikator penilaian yang harus terpenuhi, seperti geodiversity atau keragaman geologi, biodiversity atau keanekaragaman hayati, dan cultural diversity atau keragaman budaya.
Tim evaluator yang diterjunkan oleh UNESCO berasal dari Jerman dan Austria, yakni Henning Zellmer dan Oliver Gulas Woehri. Selain itu, ada juga tim evaluator dari UNESCO Jakarta.
Kawasan Gunung Rinjani, NTB, ditetapkan sebagai anggota baru geopark dunia dalam sidang Unesco Executive Board, Kamis (12/4) pada 2018 di Paris, Prancis.
Gunung Rinjani, masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kawasan ini mencakup empat wilayah di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu pesona unggulan TNGR, adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut.
Baca juga: Air terjun Sendang Gile Lombok Utara mulai ramai dikunjungi wisatawan
Baca juga: NTB optimistis pertahankan status Gunung Rinjani jadi Geopark Dunia
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: