Pada Senin (30/5), penduduk setempat mengisi daya peranti listrik dari generator serta bertukar makanan dan pakaian di pasar jalanan dadakan.
Sementara di stasiun bus yang kosong, televisi pemerintah Rusia mengeluarkan suara dari layar raksasa yang dibawa oleh para petugas.
Lyuba, mengenakan kacamata hitam dan topi untuk melindunginya dari sinar matahari, mengatakan dia sedang mengisi daya ponselnya. Dia telah memutuskan untuk tidak meninggalkan kota, meskipun apartemennya telah rusak. "Tidak ada listrik, tidak ada air --semuanya sangat sulit, tentu saja."
Seorang pria bernama Nikolai mengatakan dia juga datang untuk mengisi daya teleponnya, karena tidak ada listrik yang tersedia di stasiun kereta tempat dia tinggal sekarang. Tidak ada yang menyebut nama-nama keluarga.
Beberapa warga terlihat mengumpulkan produk-produk kebutuhan pokok dalam kotak yang dihiasi dengan simbol 'Z' pro Rusia.
Yang lain telah mendirikan lapak untuk menjual --atau menukar-- berbagai produk, termasuk sayuran dan sepatu. Seorang wanita --yang tidak menyebutkan namanya-- mengatakan hanya sedikit produk yang tersisa setelah penjarahan melanda kota itu.
Rusia merebut kendali penuh Mariupol awal bulan ini ketika lebih dari 2.400 pejuang Ukraina yang bertahan menyerah di pabrik baja Azovstal yang terkepung.
Perebutan Mariupol oleh Moskow memungkinkan Rusia mengamankan kendali penuh atas pantai Laut Azov dan menciptakan jembatan darat yang menghubungkan daratan Rusia ke Krimea, yang dicaplok dari Ukraina pada 2014.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggambarkan Mariupol "hancur total", tapi Moskow telah berjanji untuk membangunnya kembali.
Kedua belah pihak saling menuduh menyasar daerah pemukiman dan akhirnya bertanggung jawab atas blok apartemen yang hangus dan tidak dapat dihuni, yang sekarang menjadi pemandangan sebagian besar kota.
Tidak diketahui berapa banyak warga sipil yang tersisa.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk melucuti militer negara tetangganya itu di selatan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kabar Ukraina: Dari menyerahnya petempur Mariupol hingga krisis pangan
Baca juga: Semua perempuan, anak, lansia sudah dievakuasi dari Mariupol