Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara RI akan segera merazia senjata api di Aceh menyusul maraknya kasus penembakan oleh orang tidak dikenal di kawasan itu yang menyebabkan sejumlah penduduk sipil tewas.

"Kami akan melakukan langkah-langkah preventif, seperti imbauan, razia, penyuluhan, dan sosialisasi," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution di Jakarta, Senin.

Selain itu, polisi akan mengeluarkan sebuah maklumat kepada masyarakat agar menyerahkan senjata api, ujarnya.

"Pasti akan dikerjakan dalam rangka menciptakan ketertiban," kata Saud.

Saat ini peredaran senjata api di tengah-tengah masyarakat sipil masih banyak, namun ia tidak memiliki data yang akurat terkait hal tersebut.

Menjelang malam pergantian tahun, sudah tiga peristiwa penembakan terjadi di Aceh. Pertama, penembakan terjadi di sebuah toko boneka, di kawasan Simpang Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh, menewaskan penjaga toko, Wagino.

Kedua, penembakan terjadi di Desa Blangcot, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun. Sebuah mess pekerja galian kabel Telkom diserang orang tak dikenal. Tiga orang tewas, tujuh kritis. Ketiga terjadi di Desa Seureukey, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. Dalam insiden ini, dua warga terkena tembakan dan satu tewas.

Sampai sejauh ini, polisi belum mengetahu siapa pelakunya. Jika mengacu pada bukti-bukti dan kejadian di lapangan, insiden tidak terkait dengan politik, atau gerakan separatisme, katanya

"Kesulitannya adalah pertama saksi sangat minim, kemudian barang bukti terbatas. Namun begitu kita akan lacak terus siapa pelakunya," kata Saud.

(S035/N005)