Balikpapan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengajak kepala daerah baik bupati, wali kota, termasuk dinas yang menangani pangan di tingkat provinsi maupun kota, melakukan intensifikasi lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.

"Kalau kita terus berpikir bagaimana ekstensifikasi, lahan kita tidak akan cukup, sehingga kita harus melakukan intensifikasi dengan menguatkan teknologi pertanian," ujar Isran saat membuka Rakor Kelompok Kerja Ahli Ketahanan Pangan Kaltim di Balikpapan, Senin malam.

Dalam rakor di Hotel Blue Sky yang dihadiri kepala daerah atau wakil kepala daerah serta para kepala dinas terkait se-Kaltim tersebut, ia mengatakan, jika ini bisa dilakukan, maka Kaltim akan mampu menjadi kontributor pangan terbesar di Indonesia.

Kaltim khususnya dan Indonesia umumnya, lanjut ia, memiliki lahan yang subur sehingga bisa ditumbuhi aneka tanaman sesuai karakteristik masing-masing, berbagi jenis hewan pun bisa berkembang dengan baik, sehingga ini bisa menjadi modal utama untuk pengembangan pertanian dalam arti luas.

"Iklim kita juga bagus dan sangat mendukung pertanian, kalau musim panas, paling tinggi panasnya sekitar 33 derajat Celsius, beda dengan negara-negara di Eropa yang kalau dingin terlampau dingin dan jika panas terlampau panas," katanya.

Terlebih di Arab, lanjut ia, lebih banyak gurun sehingga sulit untuk pengembangan pertanian, misalnya antara Mekah dan Madinah, sepanjang perjalanan dipenuhi gurun, sehingga warga Indonesia harus bersyukur karena tinggal di lingkungan dengan lahan subur.

Isran yang mantan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian ini melanjutkan, pada 1984 Indonesia surplus beras sehingga mampu ekspor beras ke sejumlah negara di Afrika.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak di Kaltim mengulang sejarah ekspor beras, dimulai dari Kaltim, yakni dengan mengoptimalkan teknologi pertanian melalui intensifikasi lahan.

Ia juga mengatakan, saat ini peternakan ayam saja dikuasai oleh sedikit masyarakat melalui korporasi, mulai hulu hingga hilir, mulai pakan ayam, komponen sarana dan prasarana produksi, hingga pasar daging ayam, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian.

Baca juga: Peneliti: Perkecil kesenjangan produktivitas beras seluruh Indonesia

Baca juga: Kementan tingkatkan intensifikasi pertanian di lahan Food Estate