Bamsoet tegaskan ICMI kumpulan cendekiawan menguasai Iptek
30 Mei 2022 20:43 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (tiga kanan) menghadiri Silaturahmi Kebangsaan dan Halal Bi Halal ICMI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/5/2022). ANTARA/HO-Humas MPR
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) merupakan kumpulan cendekiawan Muslim yang memegang teguh nilai keislaman dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
"ICMI merupakan tempat berkumpulnya orang-orang hebat," katanya dalam Pidato Kebangsaan di acara Silaturahmi Kebangsaan dan Halalbihalal ICMI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Wakil Ketua Penasihat ICMI itu menyadur kembali ucapan Bung Hatta, jika ICMI harus menjadi 'garam' bagi bangsa dan tidak harus menjadi 'gincu'.
"ICMI tidak terlihat tetapi terasa, itulah garam. ICMI tidak harus menjadi gincu, kelihatan mencolok tetapi tidak terasa apa-apa," jelasnya.
Bamsoet berharap selain sebagai wadah pemersatu, ICMI juga harus mampu menjadi tempat menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seperti peningkatan sumber daya manusia, hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Berbagai persoalan tersebut apabila dipecahkan oleh orang-orang hebat, hasilnya pun pasti hebat," ujarnya.
Baca juga: MPR-ICMI sepakat perkuat solidaritas kebangsaan
Baca juga: ICMI diharapkan hasilkan ide-gagasan cendekia di tengah heterogenitas
Dia menjelaskan di kalangan umat Islam Indonesia dikenal kalimat hubul wathon minal iman, mencintai Tanah Air adalah bagian dari keimanan. Al-wathon bisa dimaknai tanah air tempat hidup, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sekumpulan masyarakat yang mempunyai cita-cita bersama, mempunyai komitmen dan konsensus untuk hidup bersama sebagai sebuah kesatuan bangsa.
Kata dia, mencintai Al-wathon atau mencintai tanah air berkonsekuensi kepada kewajiban untuk menjaga, merawat dan memakmurkan. Karenanya, kalimat hubul wathon minal iman menyemangati dan menjadi pengikat, menjadi pesan keagamaan yang sangat mendalam bagi umat Islam untuk berkontribusi bagi bangsa, untuk mewujudkan cita-cita yang ingin kita capai bersama, yaitu baldatun, thoyyibatun, wa robbun ghoffur.
"Artinya, menjadi bangsa yang baik, bangsa yang mulia, bangsa yang berperadaban, bangsa unggul tetapi tetap rendah hati. Bangsa yang rendah hati, adalah bangsa yang selalu menjalin silaturahmi, merawat persatuan bangsa dengan cara memelihara kerukunan sesama warga bangsa," kata Bamsoet menegaskan.
Turut hadir secara virtual Wakil Presiden KH Maruf Amin. Hadir pula Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Hidayat Nur Wahid, serta Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian. Sementara Pengurus Pusat ICMI yang hadir antara lain, Ketua Dewan Penasihat Jimly Asshiddqie, Ketua Umum Prof. Arif Satria, Sekjen Andi Yuliani Paris, dan para pengurus pusat ICMI lainnya.
"ICMI merupakan tempat berkumpulnya orang-orang hebat," katanya dalam Pidato Kebangsaan di acara Silaturahmi Kebangsaan dan Halalbihalal ICMI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Wakil Ketua Penasihat ICMI itu menyadur kembali ucapan Bung Hatta, jika ICMI harus menjadi 'garam' bagi bangsa dan tidak harus menjadi 'gincu'.
"ICMI tidak terlihat tetapi terasa, itulah garam. ICMI tidak harus menjadi gincu, kelihatan mencolok tetapi tidak terasa apa-apa," jelasnya.
Bamsoet berharap selain sebagai wadah pemersatu, ICMI juga harus mampu menjadi tempat menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seperti peningkatan sumber daya manusia, hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Berbagai persoalan tersebut apabila dipecahkan oleh orang-orang hebat, hasilnya pun pasti hebat," ujarnya.
Baca juga: MPR-ICMI sepakat perkuat solidaritas kebangsaan
Baca juga: ICMI diharapkan hasilkan ide-gagasan cendekia di tengah heterogenitas
Dia menjelaskan di kalangan umat Islam Indonesia dikenal kalimat hubul wathon minal iman, mencintai Tanah Air adalah bagian dari keimanan. Al-wathon bisa dimaknai tanah air tempat hidup, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sekumpulan masyarakat yang mempunyai cita-cita bersama, mempunyai komitmen dan konsensus untuk hidup bersama sebagai sebuah kesatuan bangsa.
Kata dia, mencintai Al-wathon atau mencintai tanah air berkonsekuensi kepada kewajiban untuk menjaga, merawat dan memakmurkan. Karenanya, kalimat hubul wathon minal iman menyemangati dan menjadi pengikat, menjadi pesan keagamaan yang sangat mendalam bagi umat Islam untuk berkontribusi bagi bangsa, untuk mewujudkan cita-cita yang ingin kita capai bersama, yaitu baldatun, thoyyibatun, wa robbun ghoffur.
"Artinya, menjadi bangsa yang baik, bangsa yang mulia, bangsa yang berperadaban, bangsa unggul tetapi tetap rendah hati. Bangsa yang rendah hati, adalah bangsa yang selalu menjalin silaturahmi, merawat persatuan bangsa dengan cara memelihara kerukunan sesama warga bangsa," kata Bamsoet menegaskan.
Turut hadir secara virtual Wakil Presiden KH Maruf Amin. Hadir pula Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Hidayat Nur Wahid, serta Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian. Sementara Pengurus Pusat ICMI yang hadir antara lain, Ketua Dewan Penasihat Jimly Asshiddqie, Ketua Umum Prof. Arif Satria, Sekjen Andi Yuliani Paris, dan para pengurus pusat ICMI lainnya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022
Tags: