Abuja, 1/1 (ANTARA News/AFP) - Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, Sabtu (31/12) waktu setempat, mengumumkan keadaan darurat di daerah-daerah yang dilanda kerusuhan dan memerintahkan penutupan bagian dari perbatasan-perbatasan negara itu.

Presiden mengumumkan tindakan-tindakan itu setelah menyebut kelompok Boko Haram sebagai "kanker" tubuh yang berusaha menghancurkan negara yang paling banyak penduduknya di Afrika itu dan berikrar akan menumpas kelompok yang dituduh melakukan serangan-serangan berdarah.

"Walaupun upaya sedang dilakukan untuk mencari solusi akhir, penting sekali melakukan beberapa tindakan tegas untuk memulihkan situasi," kata Jonathan dalam satu pidato nasional.

"Oleh karena itu, saya mengumumkan keadaan darurat di beberpa daerah negara ini," kataya sambil menyebut bagian-bagian dari negara-negara bagian Borno, tempat pangkalan Boko Haram, serta Yobe, Niger, dan Plateau.

Presiden juga memerintahkan penutupan perbatasan-perbatasan darat daerah-daerah yang terkena dampak itu untuk mengawasi "kegiatan-kegiatan teroris lintas perbatasan".

Dalam kerusuhan pada hari Sabtu setidaknya 50 orang tewas dalam aksi bentrok antara dua masyarakat bertetangga di negara bagian Ebonyi, Nigeria tenggara, kata seorang jurubicara pemerintah.

Tapi perkelahian itu tidak ada kaitannya dengan serangan-serangan Boko Haram, tambahnya.

Sekitar 50 orang tewas ketika satu kelompok orang dari masyarakat Ezza menyerang penduduk dari msyarakat Ezilo menyangkut sengketa tanah kata Onyekachi Eni kepada AFP melalui telepon.

"Sengketa antara dua kelompok masyarakat yang dimulai tahun 2008, diperkirakan telah selesai sampai konflik terakhir itu. Satu kelompok orang dari Ezza menyerbu warga Ezilo yang menyerang mereka, menewaskan lebih dari 50 orang di sana," katanya.

Pernyataan-pernyataan Jonathan sebelumnya mengenai Boko Haram diucapkan ketika mengunjungi sebuah gereja Katolik Roma di Madalla, dekat ibu kota Abuja, di mana 44 orang setelah melakukan misa Natal tewas akibat ledakan bom oleh kelompok itu.

Dalam pidatonya di gereja itu, banyak jamaat menangis termasuk dua wanita yang kehilangan suami-suami dan empat anak mereka dalam ledakan bom itu.

Jonathan mengatakan keadaan darurat diperlukan "karena teroris-teroris mengambil kesempatan situasi sekarang untuk menyerang target-target di Nigeria dan di luar jangkauan personil penegak hukum."

Nigeria dilanda sejumlah serangan yang dituduh dilakukan Boko Haram, tetapi gelombang ledakan bom Hari Natal terutama yang jadi sasaran gereja-gereja menewaskan sedikitnya 49 orang yang menimbulkan kekhawatiran dan frustrasi yang mendalam di seluruh negara itu.

Gelombang terbaru serangan-serangan itu juga menimbulkan ketakutan akan kemungkinan aksi balasan oleh kelompok Kristen, dan para pemimpin Kristen memperingatkan bahwa mereka akan terpaksa membela diri mereka jika pihak aparat keamanan tidak mengatasi aksi kekerasan itu.

Nigeria,yang juga produser minyak terbesar Afrika, terbagi dua yaitu antara wilayah utara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan wilayah selatan yang berpenduduk mayoritas Kristen.

Daerah-daerah yang terkena keadaan darurat adalah negara bagian Borno, tempat pangkalan Boko Haram dan negara bagian Yobe di timur laut.

Dua daerah lainnya adalah negara bagian Plateau, bagian tengah negara itu yang memisahkan wilayah utara dan selatan dan negara bagian Niger, yang dekat dengan wilayah ibu kota federal, yang termasuk Abuja.

Daerah-daerah yang terkena peraturan itu termasuk di timur laut, di mana Nigeria berbatasan dengan Kamerun, Niger dan Chad.

Satu pasukan khusus militer kontra-terorisme juga akan dibentuk, kata Jonathan.

Penasehat Keamanan Nasional Owoye Azazi mengemukakan kepada wartawan keadaan darurat itu akan berlangsung "sampai situasi membaik". (H-RN)