Mark Dynamics pacu pengembangan ESG dengan menambah produksi sanitari
30 Mei 2022 17:46 WIB
Mark Dynamics Indonesia menambah kapasitas produksi sanitari seiring dengan pembelian mesin pencetak dari Inggris. ANTARA/HO-LPEI.
Jakarta (ANTARA) - PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, produsen dan eksportir cetakan sarung tangan (hand former), memacu pengembangan praktik Environmental, Social, dan Governance (ESG) dengan menambah kapasitas produksi sanitari seiring dengan pembelian mesin pencetak dari Inggris.
Emiten berkode saham MARK itu memproduksi sanitasi berupa kloset jongkok (squat pan) yang bahan bakunya sebagian berasal dari sisa bahan baku (waste) produksi cetakan sarung tangan.
"Kami berencana menambah mesin pencetak sanitari yang sudah kami pesan dari Inggris yang dibeli senilai Rp10 miliar. Nantinya kapasitas produksi sanitari akan menjadi 30 ribu unit per bulan dari sebelumnya 12 ribu unit per bulan. Penambahan kapasitas produksi sanitari ini untuk mengoptimpalkan sisa bahan baku hand former,” ujar Direktur Utama MARK Ridwan Goh dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ridwan menyampaikan, pembelian mesin sanitari tersebut merupakan bagian dari belanja modal pada MARK di 2022 senilai Rp 20 miliar.
Anak perusahaan MARK lainnya, PT Berjaya Dynamics Indonesia, mendistribusikan produk sanitari tersebut. Perseroan pada 2020 lalu mengakuisisi Berjaya Dynamics Indonesia dan mengempit saham sebesar 99,69 persen.
Ridwan Goh menyampaikan penambahan mesin produk sanitari tersebut merupakan ikhtiar perseroan untuk mengintegrasikan praktik terbaik (best practices) ESG.
Alasan lainnya, MARK berencana menambah kapasitas produksi cetakan sarung tangan menjadi dua juta unit per bulan jika pemesanan dari pembeli kian meningkat.
"Pada 2021, kapasitas produksi hand former sebanyak 1,5 juta unit per bulan. Di tahun ini, perseroan berpeluang menambah produksi sebanyak dua juta unit setiap bulannya. Nah, sisa bahan baku dari penambahan produksi ini akan kami olah menjadi produk sanitari. Makanya, kami membeli mesin dari Inggris untuk menambah produksi sanitari di semester II tahun ini,” kata Ridwan Goh.
Perseroan sendiri menjual sanitari di Sumatera Utara. Sanitari ini berjenama (merek) Dyna. Harga ritel sanitari berkisar Rp110-130 ribu per unit.
Ke depannya, lanjut Ridwan Goh, MARK akan memperluas jangkauan pasar ke daerah lainnya. Rencana ekspansi ini berpotensi menambah pendapatan perseroan.
"Aspek lainnya adalah kami bisa mengolah sisa bahan baku menjadi menjaga kelestarian lingkungan hidup lantaran sisa bahan baku cetakan sarung tangan diolah kembali menjadi produk bernilai tambah. Kami bertekad meningkatkan prinsip ESG agar bisnis berkesinambungan MARK berdampak positif terhadap bisnis, lingkungan hidup, dan masyarakat," ujar Ridwan Goh.
Baca juga: Mark Dynamic proyeksikan laba bersih 2022 Rp450 miliar
Emiten berkode saham MARK itu memproduksi sanitasi berupa kloset jongkok (squat pan) yang bahan bakunya sebagian berasal dari sisa bahan baku (waste) produksi cetakan sarung tangan.
"Kami berencana menambah mesin pencetak sanitari yang sudah kami pesan dari Inggris yang dibeli senilai Rp10 miliar. Nantinya kapasitas produksi sanitari akan menjadi 30 ribu unit per bulan dari sebelumnya 12 ribu unit per bulan. Penambahan kapasitas produksi sanitari ini untuk mengoptimpalkan sisa bahan baku hand former,” ujar Direktur Utama MARK Ridwan Goh dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ridwan menyampaikan, pembelian mesin sanitari tersebut merupakan bagian dari belanja modal pada MARK di 2022 senilai Rp 20 miliar.
Anak perusahaan MARK lainnya, PT Berjaya Dynamics Indonesia, mendistribusikan produk sanitari tersebut. Perseroan pada 2020 lalu mengakuisisi Berjaya Dynamics Indonesia dan mengempit saham sebesar 99,69 persen.
Ridwan Goh menyampaikan penambahan mesin produk sanitari tersebut merupakan ikhtiar perseroan untuk mengintegrasikan praktik terbaik (best practices) ESG.
Alasan lainnya, MARK berencana menambah kapasitas produksi cetakan sarung tangan menjadi dua juta unit per bulan jika pemesanan dari pembeli kian meningkat.
"Pada 2021, kapasitas produksi hand former sebanyak 1,5 juta unit per bulan. Di tahun ini, perseroan berpeluang menambah produksi sebanyak dua juta unit setiap bulannya. Nah, sisa bahan baku dari penambahan produksi ini akan kami olah menjadi produk sanitari. Makanya, kami membeli mesin dari Inggris untuk menambah produksi sanitari di semester II tahun ini,” kata Ridwan Goh.
Perseroan sendiri menjual sanitari di Sumatera Utara. Sanitari ini berjenama (merek) Dyna. Harga ritel sanitari berkisar Rp110-130 ribu per unit.
Ke depannya, lanjut Ridwan Goh, MARK akan memperluas jangkauan pasar ke daerah lainnya. Rencana ekspansi ini berpotensi menambah pendapatan perseroan.
"Aspek lainnya adalah kami bisa mengolah sisa bahan baku menjadi menjaga kelestarian lingkungan hidup lantaran sisa bahan baku cetakan sarung tangan diolah kembali menjadi produk bernilai tambah. Kami bertekad meningkatkan prinsip ESG agar bisnis berkesinambungan MARK berdampak positif terhadap bisnis, lingkungan hidup, dan masyarakat," ujar Ridwan Goh.
Baca juga: Mark Dynamic proyeksikan laba bersih 2022 Rp450 miliar
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: