Bandung (ANTARA) - Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong mengapresiasi kehadiran ratusan penonton untuk menyaksikan anak-anak asuhnya berlatih di Lapangan Sidolig, Bandung, Minggu.

“Suasana ini sangat bagus,” ujar Shin kepada pewarta usai latihan.

Menurut juru taktik asal Korea Selatan itu, situasi tersebut juga berpengaruh kepada pemainnya.

Kehadiran penonton membuat Nadeo Argawinata dan kawan-kawan semakin bersemangat dan antusias dalam menjalankan tugas dari sang pelatih.

“Pemain jadi memiliki kemauan yang tinggi. Itu baik untuk mental mereka,” tutur Shin.

Timnas Indonesia berlatih di Lapangan Sidolig, Bandung, sekitar pukul 17.00-18.30 WIB. Sejak kegiatan dimulai, penonton tampak memadati tribun di sisi utara lapangan.

Mereka menyanyikan yel-yel dukungan untuk skuad “Garuda”. Setelah latihan tuntas, para suporter tersebut memanfaatkan kesempatan untuk berswafoto dengan para pemain yang senang hati memenuhi permintaan penggemarnya.

Bus timnas Indonesia di pelataran Sidolig pun dikerumuni oleh pendukung yang sudah berbaur dengan warga sekitar. Mereka mengantarkan kendaraan tersebut hingga keluar dari lokasi latihan.

Latihan pada Minggu (29/5) sendiri difokuskan untuk mengembalikan kondisi pemain “Garuda”. Sebab, Shin Tae-yong menganggap mereka sudah menjalani latihan intensitas tinggi sejak Jumat (27/5).

“Sejak dua hari kemarin intensitas latihan sangat tinggi. Jadi, agar kondisi pemain semakin bugar, kami hanya latihan pemulihan dengan sentuhan-sentuhan bola pada sore ini,” tutur Shin.

Timnas Indonesia tengah mempersiapkan diri menuju laga persahabatan FIFA kontra Bangladesh pada Rabu (1/6) di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.

Pertandingan itu juga menjadi momen penggemblengan pemain sebelum berkompetisi di Kualifikasi Piala Asia 2023 yang digelar pada 8-14 Juni 2022 di Kuwait.

Baca juga: Shin: Jordi Amat-Sandy Walsh butuh waktu tunjukkan performa maksimal
Baca juga: PSSI: Kongres Biasa 2022 di Bandung bahas dua agenda utama
Baca juga: Shin tak panggil Ronaldo Kwateh ke timnas senior karena sulit bersaing