Korut tidak akan ubah kebijakan
30 Desember 2011 13:46 WIB
Personil militer berseragam berbaris di luar Istana Kumsusan dalam gambar yang diambil dari video, Rabu (28/12). Militer Korea Utara menggelar prosesi pemakaman besar-besaran di tengah jalanan yang ditutupi salju di ibukota Korea Utara atas meninggalnya "pemimpin tercinta," Kim Jong-il, dan mempersiapkan transisi ke putranya, Kim Jong-un. (REUTERS/KRT via Reuters TV)
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara, Jumat menolak mengubah kebijakan dan mengancam akan membalas tindakan Korea Selatan. Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah negara itu mengumumkan putra almarhum pemimpin Kim Jong-Il sebagai panglima tertinggi baru.
"Kami dengan serius dan bangga mengumumkan kepada para politisi dunia yang bodoh termasuk boneka-boneka Korea Selatan, bahwa mereka jangan mengharapkan akan ada perubahan-perubahan dari kami," kata Komisi Pertahanan Nasional (NDC) . seperti dikutip AFP.
Korut akan tetap "menolak melakukan pendekatan dengan pengkhianat Lee Myung-Bak dan kelompoknya", kata NDC dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi KCNA dan televisi pemerintah, mengacu pada presiden Korsel.
NDC, badan pembuat keputusan penting, mengecam tanggapan Korsel menyangkut kematian Kim 17 Desember dan mengancam akan melakukan pembalasan. Badan itu mengecam larangan Seoul untuk melakukan kunjungan untuk menyampaikan ucapan belasungkawa oleh para warga Korsel, dan peluncuran selebaran lintas perbatasan oleh para pembangkang, Rabu saat pemakaman Kim.
"Kami akan membuat kelompok pengkhianat Lee akan menanggung akibat dosa-dosa yang tidak dapat diampuni yang mereka lakukan sehubungan dengan pemakaman kenegaraan itu," kata pernyataan tersebut.
(H-RN)
"Kami dengan serius dan bangga mengumumkan kepada para politisi dunia yang bodoh termasuk boneka-boneka Korea Selatan, bahwa mereka jangan mengharapkan akan ada perubahan-perubahan dari kami," kata Komisi Pertahanan Nasional (NDC) . seperti dikutip AFP.
Korut akan tetap "menolak melakukan pendekatan dengan pengkhianat Lee Myung-Bak dan kelompoknya", kata NDC dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi KCNA dan televisi pemerintah, mengacu pada presiden Korsel.
NDC, badan pembuat keputusan penting, mengecam tanggapan Korsel menyangkut kematian Kim 17 Desember dan mengancam akan melakukan pembalasan. Badan itu mengecam larangan Seoul untuk melakukan kunjungan untuk menyampaikan ucapan belasungkawa oleh para warga Korsel, dan peluncuran selebaran lintas perbatasan oleh para pembangkang, Rabu saat pemakaman Kim.
"Kami akan membuat kelompok pengkhianat Lee akan menanggung akibat dosa-dosa yang tidak dapat diampuni yang mereka lakukan sehubungan dengan pemakaman kenegaraan itu," kata pernyataan tersebut.
(H-RN)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: