Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, meminta aparat kepolisian melakukan pendekatan secara persuasif dalam menangani konflik antara Kelompok Sunni dan Syiah di Sampang, Pulau Madura.

"Pendekatan persuasif merupakan langkah paling bijak. Meski tidak bisa diredam dalam waktu dekat, tapi kami yakin konflik bisa segera berakhir," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Pihaknya berharap, aparat keamanan bisa mencegah aksi kekerasan meluas dan melerai kedua kubu. Agar persoalan tidak meluas, gubernur sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim.

Selain itu, pemerintah dan aparat akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama di beberapa daerah sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi konflik serupa.

"Kami akan berbicara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat untuk menghindari terjadinya konflik," tuturnya.

Menurut dia, konflik antara kelompok yang berujung pada pembakaran kompleks pesantren Islam Syiah, Kecamatan Karangpenang, Sampang, berawal dari masalah keluarga.

Pihaknya mengaku sudah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Sampang berusaha mendamaikan kedua kelompok tersebut.

"Dulu sudah kami lakukan pendekatan. Itu kakak-beradik terlibat konflik yang tak kunjung terselesaikan. Hingga akhirnya merembet ke persoalan agama," kata Pakde Karwo, sapaan akrab bagi Soekarwo.

Konflik terjadi antara kelompok Islam Sunni dan Syiah di Sampang, Madura. MUI Jatim menyarankan, warga Syiah di wilayah tersebut agar direlokasi ke tempat lebih aman.
(T.ANT-165/I007)