Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan mengatakan, anggapan bahwa produk tembakau alternatif berbahaya bagi lingkungan itu tidak tepat.

Dalam penggunaannya, Paido menjelaskan produk tembakau alternatif justru tidak menghasilkan residu asap, abu, dan sampah puntung seperti pada rokok konvensional. Oleh karena itu, kata dia, produk itu lebih minim dalam mencemari lingkungan, sebab hasil dari pemakaian rokok elektrik hanya berupa uap.

Baca juga: Regulasi tembakau alternatif beri manfaat untuk industri & pemerintah

"Apakah sampah kemasan plastik rokok elektrik lebih banyak dari produk lain? Saya rasa tidak. Secara angka, sampah kemasan plastik rokok elektrik lebih kecil dibandingkan produk lain,” kata dia pada Jumat (27/5) malam.

“Pada awal saya menggunakan rokok elektrik tentu ada komplain dari orang sekitar karena masih dianggap sesuatu yang baru. Namun, sekarang sudah berbeda,” ujar Paido.

Di sisi lain, produk tembakau alternatif juga memberikan perubahan terhadap kualitas kesehatan penggunanya, terutama bagi perokok yang sudah beralih.

Paido mengungkapkan kualitas pernapasannya jauh lebih baik sejak beralih menggunakan rokok elektrik jika dibandingkan saat masih merokok.

"Sekarang bangun pagi jauh lebih segar, durasi olahraga lebih lama, dan tidak meninggalkan bau yang tidak enak pada pakaian serta mobil,” tuturnya.

Paido beralih ke produk alternatif karena produk itu memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok konvensional. Hal tersebut diperkuat dengan sejumlah kajian ilmiah yang telah dilakukan di dalam dan luar negeri. Oleh sebab itu, dia sangat menyayangkan jika ada pihak-pihak yang menyebutkan bahwa produk ini memiliki risiko yang sama dengan rokok.

Baca juga: Pengamat: Tembakau alternatif perlu regulasi berbeda dengan rokok

“Rokok elektrik 95 persen lebih rendah risiko daripada rokok. Saya rasa ini jawaban yang terbaik agar tidak menimbulkan persepsi yang kurang tepat,” ucap Paido.

Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya menambahkan, produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, memang terbukti tidak menghasilkan residu seperti rokok dalam penggunaannya.

Sebab, produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan, sehingga hasilnya hanya berupa uap.

“Penerapan sistem pemanasan pada produk tembakau alternatif menyebabkan produk ini tidak menghasilkan residu seperti asap, abu, dan puntung seperti pada rokok, sehingga meminimalisir dampak bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar pengguna,” jelasnya.

Amaliya meneruskan dengan berbagai kajian ilmiah yang tersedia, produk tembakau alternatif layak dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.

"Sangat disayangkan jika potensi dan manfaat dari produk ini terhambat karena ada informasi yang keliru dan tidak berdasarkan kajian ilmiah. Penggunaan produk ini perlu diberikan kepada perokok dewasa agar beralih dan sebagai upaya menurunkan prevalensi merokok yang tinggi di Indonesia,” tutupnya.



Baca juga: Peneliti & akademisi perlu sosialisasi hasil riset tembakau alternatif

Baca juga: Kenapa tembakau alternatif disebut lebih rendah risiko?

Baca juga: Peneliti: Tembakau alternatif perlu regulasi berbasis profil risiko