Depok (ANTARA) - Ketua Umum DPP KNPI Muhammad Ryano Panjaitan menyatakan optimistis visi activistPreneur yang digagasnya bisa memperkuat fondasi ekonomi nasional.
"Salah satu indikator kemajuan negara adalah seberapa besar entrepreneur-nya. Indonesia hari ini masih kekurangan, baru sekitar 3,8 persen. Dari jumlah itu, hanya 1,6 persen dari kalangan milenial," ujar Ryano dalam keterangannya, Jumat.
Muhammad Ryano Panjaitan mengatakan hal tersebut ketika menjadi pembicara diskusi yang digelar Partai Gelora. Acara bertajuk '24 Tahun Reformasi: Sudah Sampai Di Mana Dan Mau Kemana Indonesia'.
Ia mengatakan Singapura saat ini jumlah entrepreneur sudah di angka 8 persen. Negara maju lainnya bahkan sudah di kisaran 12-15 persen.
Ryano kemudian menjelaskan besarnya potensi pemuda Indonesia. Ya, organisasi KNPI yang kini dimpimpinnya memiliki sekitar 190 Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
"Bagaimana cara memberdayakannya? Harus shifting, mengubah mindset pola pergerakan para pemuda. Tidak lagi kepada politik kekuasan semata, akan tetapi merubah arah tersebut kepada politik kesejahteraan," papar pria yang juga berlatar pengusaha ini.
Gagasan besar tersebut yang dia sebut sebagai 'ActivistPreneuer'. Visi yang diusungnya kala maju sebagai Ketua Umum KNPI pada kongres yang digelar April lalu di Hotel Sultan, Jakarta.
"Tugas kita bersama adalah menggalakan secara masif program pemberdayaan ekonomi berbasis digital. Dalam konteks general, output-nya melahirkan para enterpreneur generasi milenial," jelas alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.
"Sementara dari sisi KNPI, kami berkomitmen melahirkan para aktivis yang memiliki jiwa kemandirian dan enterpreneurship. InsyaAllah menyongsong 2045 Indonesia Emas, bangsa kita makin jaya," ujarnya Ryano.
KNPI optimistis visi activistPreneur perkuat fondasi ekonomi nasional
27 Mei 2022 17:00 WIB
Diskusi yang digelar Partai Gelora. Acara bertajuk '24 Tahun Reformasi: Sudah Sampai Di Mana Dan Mau Kemana Indonesia'. (ANTARA/Foto: istimewa)
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022
Tags: