Pegiat Korsel beri penghormatan kepada Kim
28 Desember 2011 14:12 WIB
Jenazah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-il disemayamkan di Kumsusan Memorial Palace, Pyongyang, Korea Utara, dalam gambar dari tayangan video yang disiarkan oleh KRT (TV Sentral Korea Utara), Selasa (20/12). Korea Utara menutup diri Selasa kemarin, sehari setelah diumumkannya kematian pemimpin mereka Kim Jong-il, di tengah kekhawatiran yang memuncak mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya di negara yang sangat misterius dan berusaha membangun senjata nuklir itu. (KRT via REUTERS TV)
Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Seorang pegiat sipil progresif Korea Selatan (Korsel) memberikan penghormatan kepada mendiang pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-il, kata media negara Korut pada Rabu.
Hwang Hye-ro, seorang peneliti 35 tahun yang berbasis di Prancis, tiba di Pyongyang pada Sabtu melalui Paris dan Beijing, menurut satu kelompok pro-Korut di Seoul. Ia terbilang mengadakan perjalanan ilegal lantaran Korsel melarang perjalanan tanpa izin ke Korut yang negara komunis.
Kantor Jaksa Agung Korsel dilaporkan "telah mengatakan akan menekan tuntutan pidana terhadap Hwang jika ia kembali ke Korea Selatan setelah perjalanan. Dia bisa dihukum di bawah UU Keamanan Nasional, yang melarang semua kegiatan bersimpati dengan Utara, termasuk kunjungan yang tidak disetujui oleh pemerintah."
"Hwang Hye-ro memberikan penghormatan dengan mengheningkan cipta kepada ke tandu Kim Jong-il sebelum melihatnya," demikkian laporan Kantor Berita resmi Korut (KCNA).
KCNA mencatat, "Hwang menulis dalam buku belasungkawa bahwa dia berdoa bagi jiwa Ketua Komisi Pertahanan Nasional Kim Jong-il yang mengabdikan dirinya untuk rekonsiliasi nasional, persatuan dan reunifikasi negara itu."
Hwang juga mengunjungi Korut pada 1999 untuk menghadiri upacara unifikasi. Dia kemudian diganjar dua setengah tahun penjara untuk perjalanan yang tidak sah tersebut.
Pemerintah Korut di Pyongyang mengadakan prosesi pemakaman bagi Kim pada Rabu.
Media Korea Utara melaporkan pada 19 Desember bahwa pemimpin 69 tahun itu meninggal karena gagal jantung selama perjalanan dengan kereta apidua hari sebelumnya.
Korsel telah mengizinkan hanya dua warga terkemukanya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Kim.
Lee Hee-ho, janda berumur 90 tahun yang juga isteri mendiang mantan Presiden Korsel, Kim Dae-jung, dan Ketua Hyundai Grup, Hyun Jeong-eun. Mereka kembali dari perjalanan dua hari ke Pyongyang pada Selasa, setelah memberikan penghormatan akhir kepada Pemimpin Korut, dan menyampaikan belasungkawa kepada putra bungsunya dan penggantinya Kim Jong-un.
Kim Dae-Jung adalah penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2000 untuk usahanya memperbaiki hubungan antar-Korea, sementara suami Hyun dan mantan ketua Hyundai Group mendorong untuk dibukanya proyek-proyek ekonomi lintas-perbatasan.
Korut juga pernah mengirim delegasi belasungkawa khusus dalam pemakaman kedua pria tokoh Korsel itu, Kim Dae-jung dan Hyun Jeong-eun.
(Uu.H-AK)
Hwang Hye-ro, seorang peneliti 35 tahun yang berbasis di Prancis, tiba di Pyongyang pada Sabtu melalui Paris dan Beijing, menurut satu kelompok pro-Korut di Seoul. Ia terbilang mengadakan perjalanan ilegal lantaran Korsel melarang perjalanan tanpa izin ke Korut yang negara komunis.
Kantor Jaksa Agung Korsel dilaporkan "telah mengatakan akan menekan tuntutan pidana terhadap Hwang jika ia kembali ke Korea Selatan setelah perjalanan. Dia bisa dihukum di bawah UU Keamanan Nasional, yang melarang semua kegiatan bersimpati dengan Utara, termasuk kunjungan yang tidak disetujui oleh pemerintah."
"Hwang Hye-ro memberikan penghormatan dengan mengheningkan cipta kepada ke tandu Kim Jong-il sebelum melihatnya," demikkian laporan Kantor Berita resmi Korut (KCNA).
KCNA mencatat, "Hwang menulis dalam buku belasungkawa bahwa dia berdoa bagi jiwa Ketua Komisi Pertahanan Nasional Kim Jong-il yang mengabdikan dirinya untuk rekonsiliasi nasional, persatuan dan reunifikasi negara itu."
Hwang juga mengunjungi Korut pada 1999 untuk menghadiri upacara unifikasi. Dia kemudian diganjar dua setengah tahun penjara untuk perjalanan yang tidak sah tersebut.
Pemerintah Korut di Pyongyang mengadakan prosesi pemakaman bagi Kim pada Rabu.
Media Korea Utara melaporkan pada 19 Desember bahwa pemimpin 69 tahun itu meninggal karena gagal jantung selama perjalanan dengan kereta apidua hari sebelumnya.
Korsel telah mengizinkan hanya dua warga terkemukanya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Kim.
Lee Hee-ho, janda berumur 90 tahun yang juga isteri mendiang mantan Presiden Korsel, Kim Dae-jung, dan Ketua Hyundai Grup, Hyun Jeong-eun. Mereka kembali dari perjalanan dua hari ke Pyongyang pada Selasa, setelah memberikan penghormatan akhir kepada Pemimpin Korut, dan menyampaikan belasungkawa kepada putra bungsunya dan penggantinya Kim Jong-un.
Kim Dae-Jung adalah penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2000 untuk usahanya memperbaiki hubungan antar-Korea, sementara suami Hyun dan mantan ketua Hyundai Group mendorong untuk dibukanya proyek-proyek ekonomi lintas-perbatasan.
Korut juga pernah mengirim delegasi belasungkawa khusus dalam pemakaman kedua pria tokoh Korsel itu, Kim Dae-jung dan Hyun Jeong-eun.
(Uu.H-AK)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: