Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengenang Buya Syafii Ma'arif sebagai sosok yang selalu memberikan nasihat yang tajam, original, dan kritis, khususnya bagi generasi muda.

"Ketika saya menjabat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, beliau sering sekali memberi nasihat yang selalu tajam, original, dan kritis. Arahnya bagaimana agar kami generasi muda memiliki kepekaan tinggi terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia," kata Saleh di Jakarta, Jumat.

Saleh memosisikan Buya Syafii sebagai orang tua, guru, mentor, dan senior di Muhammadiyah.

Ia mengaku sering berinteraksi dengan Buya Syafii saat masih menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, bahkan dirinya dipercaya untuk menjadi direktur program di Ma'arif Institut.

"Saya terakhir berkomunikasi dengan Buya Syafii sebelum masuk rumah sakit. Waktu itu beliau meminta saya membeli buku HAMKA & ISLAM: Reformasi Kosmopolitan di Dunia Melayu," ujarnya.

Menurut dia, Buya ingin agar dirinya bisa membumikan profil Hamka dalam politik dan kehidupan sosial, serta sejalan dengan isu dunia Melayu yang juga menjadi tema penelitiannya.

Saleh juga mengenang nasihat yang disampaikan Buya Syafii kepada dirinya terkait dengan dunia politik, yaitu meminta untuk tetap berada di PAN, tidak pindah partai.

"Dahulu ketika banyak orang pindah-pindah partai, beliau bilang kepada saya 'kamu jangan loncat-loncat, sekali di PAN tetap harus di PAN. Kalau pindah-pindah, itu menandakan sikap pragmatisme yang tidak berujung'," katanya.

Menurut dia, banyak warisan yang ditinggalkan Buya Syafii, seperti karya tulis banyak yang sudah ditorehkan, banyak orang yang mengkaji pemikiran beliau dalam bentuk skripsi, tesis, bahkan disertasi, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Hal itu, menurut Saleh, menunjukkan pengakuan luar biasa dari dunia akademisi atas kontribusi beliau bagi Indonesia.

"Tidak hanya itu, beliau adalah sosok yang sangat disegani. Para politisi akan sangat mendengar beliau, bahkan tidak jarang, mereka datang secara khusus untuk meminta nasihat," katanya.

Saleh mengatakan bahwa Buya akan menyampaikan nasihat secara tegas, lugas, dan bermartabat serta memberi nasihat bukan untuk mengharapkan sesuatu, melainkan dengan ketulusan.

Menurut dia, kecintaan Buya pada bangsa Indonesia adalah bagian dari rasa syukurnya karena merasa berbagai ketidakadilan, kesenjangan, konflik, dan kekerasan harus diakhiri.

"Indonesia harus menjadi rumah bagi semua, tidak boleh ada diskriminasi, tidak boleh ada yang ditinggalkan. Semua harus diperlakukan sama, setara, dan adil," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan melayat jenazah Buya Syafii

Baca juga: Tim dokter sebut Buya Syafii meninggal dipicu henti jantung