Meulaboh (ANTARA News) - Peringatan tsunami sebaiknya dijadikan momentum bagi masyarakat di Aceh untuk kembali pada ajaran Islam dan perdamaian, kata Kepala Kementrian Agama Kabupaten Aceh Barat H M Nyak Arif Idris.

"Musibah tsunami 26 Desember 2004 ada hikmah terkandung luar biasa, kita dapat intropeksi diri terutama menyangkut keimanan kepada Allah SWT dan memupuk persaudaraan lebih erat," katanya usai zikir akbar peringatan tujuh tahun tsunami di Meulaboh, Senin.

Dalam acara ritual keagamaan mengenang tujuh tahun musibah tsunami, menurut Nyak Arif, merupakan momen penting bagi umat manusia di wilayah itu memperbaiki ahklak sesuai ajaran Islam dan mempererat
kembali tali persaudaraan di bawah naungan NKRI.

Jelasnya, sebelum gempa berkekuatan 9,3 skala righter dan terjangan gelombang tsunami menerpa Aceh, saat itu daerah Aceh sedang dilanda konflik berkepanjangan, namun karena musibah datang, kesadaran manusia saat itu tumbuh kembali dan ikrar damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Indonesia tertuang dalam MoU Helsinki.

Menurutnya, secara spritural keagamaan, musibah datang dari Allah SWT selalu memberi manfaat dan hikmah tersembunyi kemudian baru disadari umat manusia meskipun saat itu ratusan ribu jiwa penduduk Aceh hilang bersama gelombang.

"Setiap manusia baru mengetahui ada hikmah tersembunyi dari setiap peristiwa, setelah kejadian itu berlangsung, apabila diyakini segala sesuatu datangnya dari Allah SWT, saya yakin akan dapat memperbaiki manusia-manusia kedepan," tegasnya.

Selain itu, ada juga musibah yang diberikan Tuhan karena murka melihat perilaku manusia yang sudah sangat jauh dari ajaran Islam, namun demikian tidak semua manusia yang tewas saat itu
memiliki pahala yang sama disisi Allah.

(ANT-285/H011)