Mendag dorong pemulihan ekonomi lewat penyelarasan kebijakan
26 Mei 2022 17:30 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat menghadiri sesi Trade and Investment Leadership Lunch di World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. ANTARA/ HO-Biro Humas Kementerian Perdagangan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan penyelarasan kebijakan di sektor perdagangan, investasi, dan industri berperan penting sebagai mesin pertumbuhan dan dapat memberikan manfaat terhadap pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dari pandemi.
"Saya yakin bahwa kita harus melihat secara komprehensif tentang aksi pengembangan teknologi digital, menjaga lingkungan hidup, dan mengatasi perubahan iklim, ketimbang memisahkannya satu sama lain," jelas Mendag lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis. Pernyataan Mendag ini disampaikan dalam sesi Trade and Investment Leadership Lunch di World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss.
Hadir dalam sesi tersebut President WEF Borge Brende, Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo- Iweala, Chief Executive Officer DSV Jens Bjorn Andersen, Chairman Siemens Jim Hagemann Snabe, Global CEO JBS Gilberto Tomazoni, Executive Vice-President of the European Commission Valdis Dombrovskis, Group Chairman of Standard Chartered Bank, Jose Vinals.
Menurut Lutfi, transformasi digital telah berkontribusi pada ketahanan nilai global dan rantai pasokan, mengurangi biaya dalam perdagangan internasional dan memberdayakan perusahaan di berbagai skala untuk memasuki pasar global.
"Kebijakan fasilitasi perdagangan digital tetap menjadi kunci untuk mengimbangi peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat gangguan rantai pasokan. Digitalisasi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan iklim dengan mengurangi emisi dan limbah CO2 secara signifikan," ujar Lutfi.
Mendag juga menegaskan kembali komitmennya terhadap Perjanjian Paris dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan tanggung jawab bersama tetapi berbeda dan kemampuan masing-masing (Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities/CBDR-RC).
"Sangat penting bahwa semua langkah untuk mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) harus dilakukan dengan kejelasan, transparansi, akurasi, konsistensi, dan komparabilitas. Langkah-langkah ini tidak boleh menjadi hambatan bagi perdagangan, investasi, dan pengembangan industri," pungkas Mendag Lutfi.
Baca juga: Mendag bertemu wakil ITC di Davos, bahas digitalisasi perdagangan
Baca juga: Hadiri WEF, Mendag: Target Indonesia adalah pemulihan ekonomi dunia
Baca juga: Mendag: Harga komoditas tinggi peluang ciptakan nilai tambah
"Saya yakin bahwa kita harus melihat secara komprehensif tentang aksi pengembangan teknologi digital, menjaga lingkungan hidup, dan mengatasi perubahan iklim, ketimbang memisahkannya satu sama lain," jelas Mendag lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis. Pernyataan Mendag ini disampaikan dalam sesi Trade and Investment Leadership Lunch di World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss.
Hadir dalam sesi tersebut President WEF Borge Brende, Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo- Iweala, Chief Executive Officer DSV Jens Bjorn Andersen, Chairman Siemens Jim Hagemann Snabe, Global CEO JBS Gilberto Tomazoni, Executive Vice-President of the European Commission Valdis Dombrovskis, Group Chairman of Standard Chartered Bank, Jose Vinals.
Menurut Lutfi, transformasi digital telah berkontribusi pada ketahanan nilai global dan rantai pasokan, mengurangi biaya dalam perdagangan internasional dan memberdayakan perusahaan di berbagai skala untuk memasuki pasar global.
"Kebijakan fasilitasi perdagangan digital tetap menjadi kunci untuk mengimbangi peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat gangguan rantai pasokan. Digitalisasi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan iklim dengan mengurangi emisi dan limbah CO2 secara signifikan," ujar Lutfi.
Mendag juga menegaskan kembali komitmennya terhadap Perjanjian Paris dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan tanggung jawab bersama tetapi berbeda dan kemampuan masing-masing (Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities/CBDR-RC).
"Sangat penting bahwa semua langkah untuk mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) harus dilakukan dengan kejelasan, transparansi, akurasi, konsistensi, dan komparabilitas. Langkah-langkah ini tidak boleh menjadi hambatan bagi perdagangan, investasi, dan pengembangan industri," pungkas Mendag Lutfi.
Baca juga: Mendag bertemu wakil ITC di Davos, bahas digitalisasi perdagangan
Baca juga: Hadiri WEF, Mendag: Target Indonesia adalah pemulihan ekonomi dunia
Baca juga: Mendag: Harga komoditas tinggi peluang ciptakan nilai tambah
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: