BAKTI konsolidasi TNI-Polri kawal pembangunan menara BTS di Papua
26 Mei 2022 12:27 WIB
Warga berada di dekat menara Base Tranceiver Station (BTS) 4G yang dibangun di Desa Jember, Towe, Keerom, Papua, Kamis (21/5/2022) (ANTARA/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkonsolidasi dengan TNI dan Polri terkait pengawalan pembangunan menara Base Tranceiver Station (BTS) 4G di Papua.
"Kami lakukan konsolidasi dengan pihak keamanan, baik aparat TNI dan Polri," ujar Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif di Davos, Swiss, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.
Anang mengatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan mitra pembangunan untuk berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam setiap pembangunan menara BTS 4G di Papua.
Koordinasi, kata dia, diperlukan dalam rangka pengawalan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki isu keamanan cukup tinggi.
Anang menilai, koordinasi ini penting dilakukan, tidak hanya pada saat proses pembangunan, tetapi terus berlanjut hingga menara BTS 4G beroperasi.
"Ini tentunya pengamanan pasca-pembangunan menjadi penting untuk mengamankan agar layanan ini bisa berlangsung secara baik," ucap dia.
Dalam pembangunan menara BTS 4G di wilayah 3T Papua, BAKTI Kominfo bermitra dengan sejumlah pihak swasta, salah satunya PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS).
Government Public Relation and Transportation PT IBS Benyamin Sembiring mengungkapkan bahwa kondisi keamanan yang belum sepenuhnya kondusif turut mempengaruhi proses distribusi material dan pembangunan menara BTS 4G di wilayah 3T Papua.
Pihaknya harus pintar-pintar membaca situasi di lapangan. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait juga terus dilakukan untuk memastikan keamanan para pekerja selama proses pengiriman material dan pengerjaan pembangunan.
"Pada saat tertentu kita harus tarik ulur dulu, cooling down karena prosesnya dinamis, keamanannya cukup dinamis. Kami memahami apa yang harus didukung dengan segala tantangannya di Papua," ujar Benyamin.
Isu keamanan menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan jaringan telekomunikasi di Papua.
Pada awal Maret tahun ini, sebanyak delapan karyawan PT Palapa Ring Timur Telematika tewas diserang Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) saat sedang memperbaiki menara BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggeran, Distrik Beoga Barat, Papua.
BAKTI Kominfo sedang dan akan membangun BTS 4G di 7.904 desa/kelurahan 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan). Dari 7.904 lokasi pembangunan BTS 4G, sebanyak 5.204 lokasi atau 65 persen di antaranya berada di Papua dan Papua Barat.
Baca juga: BAKTI Kominfo kebut pembangunan menara BTS di Pegunungan Bintang
Baca juga: BAKTI Kominfo komitmen tuntaskan pembangunan menara BTS 4G di 3T
Baca juga: Telkomsel siapkan ribuan BTS 4G di wilayah 3T
"Kami lakukan konsolidasi dengan pihak keamanan, baik aparat TNI dan Polri," ujar Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif di Davos, Swiss, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.
Anang mengatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan mitra pembangunan untuk berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam setiap pembangunan menara BTS 4G di Papua.
Koordinasi, kata dia, diperlukan dalam rangka pengawalan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki isu keamanan cukup tinggi.
Anang menilai, koordinasi ini penting dilakukan, tidak hanya pada saat proses pembangunan, tetapi terus berlanjut hingga menara BTS 4G beroperasi.
"Ini tentunya pengamanan pasca-pembangunan menjadi penting untuk mengamankan agar layanan ini bisa berlangsung secara baik," ucap dia.
Dalam pembangunan menara BTS 4G di wilayah 3T Papua, BAKTI Kominfo bermitra dengan sejumlah pihak swasta, salah satunya PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS).
Government Public Relation and Transportation PT IBS Benyamin Sembiring mengungkapkan bahwa kondisi keamanan yang belum sepenuhnya kondusif turut mempengaruhi proses distribusi material dan pembangunan menara BTS 4G di wilayah 3T Papua.
Pihaknya harus pintar-pintar membaca situasi di lapangan. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait juga terus dilakukan untuk memastikan keamanan para pekerja selama proses pengiriman material dan pengerjaan pembangunan.
"Pada saat tertentu kita harus tarik ulur dulu, cooling down karena prosesnya dinamis, keamanannya cukup dinamis. Kami memahami apa yang harus didukung dengan segala tantangannya di Papua," ujar Benyamin.
Isu keamanan menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan jaringan telekomunikasi di Papua.
Pada awal Maret tahun ini, sebanyak delapan karyawan PT Palapa Ring Timur Telematika tewas diserang Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) saat sedang memperbaiki menara BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggeran, Distrik Beoga Barat, Papua.
BAKTI Kominfo sedang dan akan membangun BTS 4G di 7.904 desa/kelurahan 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan). Dari 7.904 lokasi pembangunan BTS 4G, sebanyak 5.204 lokasi atau 65 persen di antaranya berada di Papua dan Papua Barat.
Baca juga: BAKTI Kominfo kebut pembangunan menara BTS di Pegunungan Bintang
Baca juga: BAKTI Kominfo komitmen tuntaskan pembangunan menara BTS 4G di 3T
Baca juga: Telkomsel siapkan ribuan BTS 4G di wilayah 3T
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: