New York (ANTARA) - Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah dari pertemuan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve menunjukkan para pembuat kebijakan dengan suara bulat merasa ekonomi AS sangat kuat ketika mereka bergulat dengan pengendalian inflasi tanpa memicu resesi.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 191,66 poin atau 0,6 persen, menjadi menetap di 32.120,28 poin. Indeks S&P 500 menguat 37,25 poin atau 0,95 persen, menjadi berakhir di 3.978,73 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup terangkat 170,29 poin atau 1,51 persen, menjadi 11.434,74 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama di S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor konsumen non-primer terdongkrak 2,8 persen memimpin keuntungan.
Risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Mei, yang berpuncak pada kenaikan 50 basis poin dalam target suku bunga dana Fed - lompatan terbesar dalam 22 tahun - menunjukkan sebagian besar anggota komite menilai bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan "kemungkinan sesuai" pada pertemuan Juni dan Juli mendatang.
Baca juga: Wall St beragam, S&P 500 dan Nasdaq jatuh terseret data ekonomi lemah
"Keseragaman pendapat adalah hal yang baik," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky. "Ada kurangnya ketidakpastian tentang apa yang perlu dilakukan dalam waktu dekat."
"Pada saat (The Fed) sampai September, mereka akan memiliki banyak data ekonomi untuk bergerak dari sana, sehingga mereka terus mempertahankan opsionalitas," tambah Mayfield.
Ketiga indeks saham utama AS berputar pada pagi hari di tengah meningkatnya kegelisahan yang berasal dari survei bisnis dan konsumen, data ekonomi dan laporan pendapatan perusahaan yang menunjukkan ekonomi Amerika mendingin - bahkan ketika The Fed bersiap untuk melemparkan seember air dingin ke dalamnya untuk mengatasi inflasi tinggi beberapa dekade.
Kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga yang terlalu agresif oleh The Fed dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi meskipun bukti bahwa inflasi memuncak pada Maret telah memicu kekhawatiran tersebut.
"Sudah ada pendinginan yang terjadi, dan kondisi keuangan telah mengetat selama sebulan terakhir karena kekuatan dolar dan kelemahan pasar ekuitas,"kata Mayfield.
Pada Kamis waktu setempat, Departemen Perdagangan akan merilis pengambilan kedua pada PDB kuartal pertama, yang diperkirakan para analis akan memperlambat kontraksi yang sedikit lebih dangkal daripada penurunan tahunan kuartalan 1,4 persen yang awalnya dilaporkan.
Laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) akan menyusul pada Jumat (27/5/2022), yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pengeluaran konsumen dan apakah inflasi memuncak pada Maret, seperti yang dinyatakan oleh indikator lain.
Baca juga: Wall Street ditutup menguat ditopang saham teknologi besar dan bank
Amazon.com Inc dan Tesla Inc memberikan dorongan terkuat untuk S&P 500 dan Nasdaq, masing-masing melonjak 2,6 persen dan 4,9 persen.
Operator department store Nordstrom Inc melambung 14,0 persen menyusul perkiraan laba dan pendapatan tahunan yang optimis.
Rantai makanan cepat saji Wendy's Co melonjak 9,8 persen setelah laporan ke regulator mengungkapkan bahwa pemegang saham Nelson Peltz sedang mempertimbangkan tawaran pengambilalihan potensial untuk perusahaan.
Saham Nvidia turun lebih dari 8,0 persen dalam perdagangan setelah jam kerja menyusul perkiraan pendapatan kuartal kedua perusahaan meleset dari ekspektasi.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,19 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,27 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall St ditutup beragam dalam perdagangan bergejolak, Nasdaq jatuh
Baca juga: Wall Street berakhir jatuh, Indeks Dow Jones turun 236,94 poin
Wall Street reli setelah risalah Fed sesuai ekspektasi
26 Mei 2022 08:05 WIB
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: