Tehran (ANTARA News/AFP) - Iran bersiap untuk memperluas hubungan militer dan keamanannya dengan Irak, kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Minggu, sepekan setelah keluarnya pasukan Amerika Serikat dari negara tetangganya itu.

Jenderal Hassan Firouzabadi memuji "kepergian paksa" dari Pasukan Sekutu dan Amerika Serikat yang dikatakannya sebagai "akibat dari perlawanan dan penentuan rakyat dan pemerintah Irak," kata kantor berita Republik Islam itu.

Pernyataan itu terdapat dalam pesan yang dikirim oleh Firouzabadi kepada mitranya di Irak, Letnan Jenderal Babaker Zebari, dan kepada pejabat Menteri Pertahanan Irak Saadun al-Dulaimi, kata IRNA.

Kepergian pasukan AS "adalah karena resistensi dan tekad rakyat dan pemerintah Irak," katanya.

"Saya berharap kegagalan memalukan Amerika Serikat setelah sembilan tahun menduduki Irak akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk tidak pernah memikirkan lagi menyerang negara lain," katanya.

Firouzabadi menambahkan bahwa Iran sekarang "siap untuk memperluas hubungan militer dan keamanan dengan Irak."

Zebari memimpin delegasi pemimpin militer Irak ke Iran bulan lalu untuk menjajaki kerja sama yang lebih besar antara dua kekuatan pertahanan.

Analis AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran bisa mengeksploitasi kekosongan yang ditinggalkan dengan penarikan AS untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah Syiah Irak.

Amerika Serikat seringkali menuduh Iran mempersenjatai milisi Irak yang menyerang pasukan AS ketika mereka ditempatkan di sana.

Presiden AS Barack Obama mengatakan pada tanggal 14 Desember bahwa, sementara situasi yang ditinggalkan di Irak tidak sempurna, "kita meninggalkan Irak yang berdaulat, stabil dan mandiri."

Pemerintahnya telah memperingatkan Iran terhadap upaya intervensi di Irak.
(G003/B002)