Penerima vaksin booster COVID-19 capai 44,6 juta orang
25 Mei 2022 20:52 WIB
Arsip foto - Ilustrasi - Petugas vaksinator mempersiapkan vaksin penguat atau booster bagi warga yang akan melakukan perjalanan mudik di gerai layanan vaksinasi COVID-19 di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (21/4/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan penerima vaksin booster COVID-19 di Indonesia telah mencapai 44.656.881 setelah bertambah 255.376 hingga pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan data yang dikutip ANTARA di Jakarta pada Rabu, penerima dosis kedua juga mengalami peningkatan sebanyak 96.507 orang. Sehingga total keseluruhan mencapai 167.068.380 orang.
Kemudian jumlah orang yang sudah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 mencapai 200.015.745 orang. Bertambah 60.675 dari hari sebelumnya.
Satgas ikut menyebutkan bahwa jumlah warga Indonesia yang dijadikan target sasaran vaksinasi berjumlah 208.265.720 orang supaya imunitas tubuh tetap terbentuk dan terhindar dari penularan COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog: Booster bantu cegah terjadinya long covid saat endemi
Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menekankan pemberian vaksinasi dosis ketiga (booster) dapat membantu mencegah terjadinya potensi long covid saat negara bersiap memasuki masa endemi.
“Sebuah riset membuktikan bahwa dosis ketiga juga mengurangi sekali secara signifikan potensi long covid kalau terpapar dan dampak long covid itu macam-macam. Itu yang merugikan kita dan vaksin membantu sekali kita mengendalikan wabah ini,” kata Dicky.
Dicky menuturkan peranan dari vaksinasi booster di seluruh negara utamanya pada masa gelombang Omicron yang cenderung lebih mudah menular menjadi sangat efektif untuk melindungi diri dari penularan virus
Vaksinasi booster menjadi sebuah upaya yang bener-benar efektif dalam memberikan proteksi pada kelompok rentan baik lansia, penderita komorbid maupun anak-anak yang belum bisa ikut mendapatkan vaksin COVID-19.
Apalagi untuk negara seperti Indonesia yang membutuhkan proteksi ekstra guna mencegah terjadinya ketimpangan imunitas di tiap-tiap provinsi, di tingkat kabupaten hingga desa. Serta mempertahankan imunitas tubuh yang menurun setelah enam bulan sejak dosis vaksinasi terakhir diberikan.
Menurut Dicky meskipun pandemi di Indonesia mulai terkendali atau negara sudah memasuki masa endemi, pelandaian kasus tidak boleh dianggap remeh karena penularan masih akan tetap terjadi.
Terlebih lagi dengan meningkatnya imunitas di kalangan masyarakat, dampak yang terjadi pada penularan COVID-19 adalah orang yang terkonfirmasi positif cenderung bergejala ringan atau tidak bergejala.
Oleh karenanya, Dicky meminta agar semua pihak segera mendapatkan vaksin COVID-19 sambil memperkuat protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan virus.
“Saya sangat mengimbau semua orang yang belum dan sudah waktunya untuk menerima dosis ketiga itu segera pergi ke fasilitas kesehatan. Kita punya peran secara individu untuk melindungi keluarga terdekat kita,” kata Dicky.
Baca juga: Pakar kesehatan: Indonesia perlu pertimbangkan booster kedua
Berdasarkan data yang dikutip ANTARA di Jakarta pada Rabu, penerima dosis kedua juga mengalami peningkatan sebanyak 96.507 orang. Sehingga total keseluruhan mencapai 167.068.380 orang.
Kemudian jumlah orang yang sudah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 mencapai 200.015.745 orang. Bertambah 60.675 dari hari sebelumnya.
Satgas ikut menyebutkan bahwa jumlah warga Indonesia yang dijadikan target sasaran vaksinasi berjumlah 208.265.720 orang supaya imunitas tubuh tetap terbentuk dan terhindar dari penularan COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog: Booster bantu cegah terjadinya long covid saat endemi
Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menekankan pemberian vaksinasi dosis ketiga (booster) dapat membantu mencegah terjadinya potensi long covid saat negara bersiap memasuki masa endemi.
“Sebuah riset membuktikan bahwa dosis ketiga juga mengurangi sekali secara signifikan potensi long covid kalau terpapar dan dampak long covid itu macam-macam. Itu yang merugikan kita dan vaksin membantu sekali kita mengendalikan wabah ini,” kata Dicky.
Dicky menuturkan peranan dari vaksinasi booster di seluruh negara utamanya pada masa gelombang Omicron yang cenderung lebih mudah menular menjadi sangat efektif untuk melindungi diri dari penularan virus
Vaksinasi booster menjadi sebuah upaya yang bener-benar efektif dalam memberikan proteksi pada kelompok rentan baik lansia, penderita komorbid maupun anak-anak yang belum bisa ikut mendapatkan vaksin COVID-19.
Apalagi untuk negara seperti Indonesia yang membutuhkan proteksi ekstra guna mencegah terjadinya ketimpangan imunitas di tiap-tiap provinsi, di tingkat kabupaten hingga desa. Serta mempertahankan imunitas tubuh yang menurun setelah enam bulan sejak dosis vaksinasi terakhir diberikan.
Menurut Dicky meskipun pandemi di Indonesia mulai terkendali atau negara sudah memasuki masa endemi, pelandaian kasus tidak boleh dianggap remeh karena penularan masih akan tetap terjadi.
Terlebih lagi dengan meningkatnya imunitas di kalangan masyarakat, dampak yang terjadi pada penularan COVID-19 adalah orang yang terkonfirmasi positif cenderung bergejala ringan atau tidak bergejala.
Oleh karenanya, Dicky meminta agar semua pihak segera mendapatkan vaksin COVID-19 sambil memperkuat protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan virus.
“Saya sangat mengimbau semua orang yang belum dan sudah waktunya untuk menerima dosis ketiga itu segera pergi ke fasilitas kesehatan. Kita punya peran secara individu untuk melindungi keluarga terdekat kita,” kata Dicky.
Baca juga: Pakar kesehatan: Indonesia perlu pertimbangkan booster kedua
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: