Denpasar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr Nyoman Sutedja MPH, mengatakan, pemerintah daerah setempat akan menambah jumlah klinik pemeriksaan HIV secara sukarela (VCT) pada puskesmas-puskesmas yang berlokasi di dekat daerah pariwisata.

"Perubahan gaya hidup masyarakat karena pengaruh perkembangan pariwisata, itulah yang membuat kami khawatir sehingga direncanakan untuk menambah jumlah klinik VCT," kata dr Sutedja, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, klinik VCT yang tersebar di seantero Bali saat ini baru berjumlah 26. Ke depan, minimal di masing-masing kecamatan diharapkan terdapat klinik tersebut. Total kecamatan di Pulau Dewata berjumlah 57.

"Kami melihat, sejauh ini masyarakat tampak begitu bergaul bebas menuju tempat-tempat yang berisiko tinggi. Seharusnya masyarakat mulai menyadari bahwa siapapun sebenarnya berisiko terkena HIV/AIDS," ujarnya.

Fokus penambahan klinik VCT, lanjut dia, juga dilakukan pada puskesmas yang berlokasi di dekat daerah penyeberangan menuju Bali.

"Dengan membuka lebih banyak klinik VCT, kami mencoba ingin lebih mengungkap kasus-kasus yang selama ini masih terpendam. Merupakan suatu keberhasilan, jika masyarakat semakin sadar untuk memeriksakan dirinya secara sukarela pada klinik VCT di puskesmas," ucapnya.

Tenaga-tenaga konselor pada klinik itu, lanjut dia, diupayakan melalui pengangkatan dokter-dokter PTT. Mereka sebelumnya akan dilatih bagaimana cara melakukan konseling pada masyarakat.

Berdasarkan data kumulatif temuan kasus HIV/AIDS di Bali dari 1987 hingga November 2011, KPA mencatat total sebanyak 5.222 kasus. Tertinggi terdapat di Kota Denpasar sebanyak 2.255 kasus, disusul Kabupaten Buleleng 1.093 kasus dan Kabupaten Badung 750 kasus.

Posisi selanjutnya diduduki Kabupaten Gianyar sebanyak 399 kasus, Tabanan ditemukan 333 kasus, Karangasem (145), Klungkung (92), Jembrana (82), jumlah terkecil di Kabupaten Bangli 73 kasus. (ANT)