Semarang (ANTARA) - Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang Profesor Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti menilai keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) bidang pertanian berperan penting untuk mengurangi beban petani saat awal masa tanam.

"Dengan adanya fasilitas akses petani berupa program KUR di bidang pertanian, maka petani akan jauh lebih produktif apabila dapat terbantu permodalannya dalam bertani," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

Menurut dia, pemerintah juga perlu mengurangi beban petani berupa fasilitasi kemudahan akses ke perbankan atau lembaga penyalur KUR lainnya dan memastikan ketersediaan jaringan irigasi pertanian yang baik.

Dengan KUR pula, lanjut dia, dapat menjauhi petani dari meminjam modal dengan bunga yang tinggi dari para rentenir.

"KUR pertanian dapat membantu petani memperoleh modal dalam memulai usaha tani dan juga membantu petani untuk terhindar dari jeratan utang rentenir yang dapat membebani para petani," ujarnya.

Selain itu, Sucihatiningsih menilai peranan penyuluh pertanian cukup penting karena masih terdapat para petani yang mungkin belum memiliki informasi yang cukup mengenai manfaat dan tata cara mengakses KUR pertanian.

"Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan, di sini peran penyuluh pertanian sangat vital untuk membimbing para petani tentang tata cara memperoleh KUR pertanian," ujarnya.

Menurut dia, pembatasan pupuk subsidi saat ini perlu menjadi perhatian penting sebab dalam jumlah pupuk yang terbatas, petani mesti mencari alternatif dalam memenuhi kebutuhan pupuk.

"Perlu kemandirian petani menyediakan kebutuhan pupuk melalui pembuatan pupuk organik dari limbah ternak. Hal ini sekaligus menjadi peluang diimplementasikannya pertanian terintegrasi supaya tercipta sirkular ekonomi yang dapat meningkatkan efisiensi pertanian," katanya.

Baca juga: Mentan: belanja keuangan-penyaluran KUR pertanian tertinggi lima tahun
Baca juga: Pemerintah tingkatkan akses fasilitas keuangan bagi petani smallholder
Baca juga: Mentan: Kredit macet KUR sektor pertanian hanya 0,03 persen