Waran terstruktur dinilai bisa jadi opsi investasi aman bagi investor
25 Mei 2022 10:50 WIB
Ilustrasi - Pekerja melakukan pembersihan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras/aa.
Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah bersiap merilis produk investasi terbarunya, yaitu structured warrant atau waran terstruktur yang dinilai dapat menjadi pilihan investasi yang aman dan terjamin bagi investor pasar modal.
"Produk waran terstruktur merupakan produk baru yang akan dikeluarkan oleh bursa yang memiliki banyak sekali manfaat untuk investor. Waran terstruktur merupakan investasi yang efisien, dapat dimanfaatkan oleh segala kondisi market dan merupakan investasi yang aman karena dijamin oleh KPEI," kata Direktur BEI Hasan Fawzi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Hasan menjelaskan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor I-P tentang Pencatatan Waran Terstruktur di Bursa, kriteria saham yang dapat dijadikan underlying produk waran terstruktur merupakan saham konstituen indeks IDX30 yang memiliki pemegang saham pengendali dan memenuhi kriteria untuk tetap tercatat di Bursa.
"Sebagaimana kita ketahui bersama, saham konstituen Indeks IDX30 merupakan saham yang mempunyai fundamental dan likuiditas yang baik yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Dengan menggunakan underlying saham konstituen Indeks IDX30, maka investor nantinya bisa memanfaatkan pergerakan harga saham-saham tersebut dengan modal yang relatif lebih murah jika dibandingkan membeli saham underlying-nya," ujar Hasan.
Di samping itu, untuk menjaga market governance, market integrity, dan perlindungan investor, Hasan mengatakan pihaknya telah menetapkan sejumlah manajemen risiko dalam perdagangan waran terstruktur.
Untuk industri dan transaksi waran terstruktur secara umum, bursa menetapkan penjaminan untuk setiap transaksi waran terstruktur dan juga termasuk kewajiban bagi penerbit untuk memenuhi agunan yang ditetapkan oleh KPEI.
"Anggota bursa sebagai penerbit juga disarankan untuk melakukan risk management dalam penerbitan produk waran terstruktur, antara lain misalnya dengan melakukan dynamic delta hedging atau jual beli saham underlying untuk memastikan perdagangan waran terstruktur mengikuti pergerakan harga saham underlying. Anggota bursa juga dapat melakukan risk management lain sesuai dengan risk strategy dari penerbit waran terstruktur," kata Hasan.
Dengan adanya produk waran terstruktur, Hasan mengatakan, investor dapat memanfaatkan pergerakan harga underlying saham waran terstruktur dan memperoleh keuntungan baik pasar sedang bullish maupun sedang bearish. Ia pun menargetkan, dalam jangka panjang nilai perdagangan waran terstruktur mencapai 10 persen.
"Kami estimasi perdagangan waran terstruktur di pasar modal Indonesia dapat mencapai 0,5 persen-1 persen pada tahun awal dan meningkat seiring dengan peningkatan awareness investor atas risk dan return dari investor. Diharapkan lima tahun ke depan bisa mencapai 10 persen dari turnover harian transaksi bursa," ujar Hasan.
Baca juga: BEI ajak pelaku UMKM jadi investor saham
Baca juga: BEI: Rendahnya literasi keuangan di pasar modal masih jadi tantangan
Baca juga: BEI: Jumlah perusahaan tercatat di BEI capai angka unik 777
"Produk waran terstruktur merupakan produk baru yang akan dikeluarkan oleh bursa yang memiliki banyak sekali manfaat untuk investor. Waran terstruktur merupakan investasi yang efisien, dapat dimanfaatkan oleh segala kondisi market dan merupakan investasi yang aman karena dijamin oleh KPEI," kata Direktur BEI Hasan Fawzi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Hasan menjelaskan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor I-P tentang Pencatatan Waran Terstruktur di Bursa, kriteria saham yang dapat dijadikan underlying produk waran terstruktur merupakan saham konstituen indeks IDX30 yang memiliki pemegang saham pengendali dan memenuhi kriteria untuk tetap tercatat di Bursa.
"Sebagaimana kita ketahui bersama, saham konstituen Indeks IDX30 merupakan saham yang mempunyai fundamental dan likuiditas yang baik yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Dengan menggunakan underlying saham konstituen Indeks IDX30, maka investor nantinya bisa memanfaatkan pergerakan harga saham-saham tersebut dengan modal yang relatif lebih murah jika dibandingkan membeli saham underlying-nya," ujar Hasan.
Di samping itu, untuk menjaga market governance, market integrity, dan perlindungan investor, Hasan mengatakan pihaknya telah menetapkan sejumlah manajemen risiko dalam perdagangan waran terstruktur.
Untuk industri dan transaksi waran terstruktur secara umum, bursa menetapkan penjaminan untuk setiap transaksi waran terstruktur dan juga termasuk kewajiban bagi penerbit untuk memenuhi agunan yang ditetapkan oleh KPEI.
"Anggota bursa sebagai penerbit juga disarankan untuk melakukan risk management dalam penerbitan produk waran terstruktur, antara lain misalnya dengan melakukan dynamic delta hedging atau jual beli saham underlying untuk memastikan perdagangan waran terstruktur mengikuti pergerakan harga saham underlying. Anggota bursa juga dapat melakukan risk management lain sesuai dengan risk strategy dari penerbit waran terstruktur," kata Hasan.
Dengan adanya produk waran terstruktur, Hasan mengatakan, investor dapat memanfaatkan pergerakan harga underlying saham waran terstruktur dan memperoleh keuntungan baik pasar sedang bullish maupun sedang bearish. Ia pun menargetkan, dalam jangka panjang nilai perdagangan waran terstruktur mencapai 10 persen.
"Kami estimasi perdagangan waran terstruktur di pasar modal Indonesia dapat mencapai 0,5 persen-1 persen pada tahun awal dan meningkat seiring dengan peningkatan awareness investor atas risk dan return dari investor. Diharapkan lima tahun ke depan bisa mencapai 10 persen dari turnover harian transaksi bursa," ujar Hasan.
Baca juga: BEI ajak pelaku UMKM jadi investor saham
Baca juga: BEI: Rendahnya literasi keuangan di pasar modal masih jadi tantangan
Baca juga: BEI: Jumlah perusahaan tercatat di BEI capai angka unik 777
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: