Kerja sama dengan internasional terbuka untuk pelestarian hutan
23 Desember 2011 22:52 WIB
Investasi Hijau Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar (tengah) bersama Direktur Utama PT Gobel International Rachmat Globel (kanan) dan Staf Ahli Presiden urusan Perubahan Iklim Agus Purnomo (kiri) (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean/Spt/11)
Jakarta (ANTARA News) - Staf khusus Presiden untuk perubahan iklim Agus Purnomo mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama ini terbuka untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk penjagaan hutan dan pelestarian lingkungan.
"Presiden berterima kasih dengan berbagai laporan dan hasil pemantauan kerusakan hutan dan ancaman terhadap satwa yang dilindungi. Presiden selama ini terbuka untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk penjagaan hutan dan pelestarian lingkungan," kata Agus Purnomo di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus sebagai penjelasan Presiden yang disampaikan di depan rapat kerja kabinet di Istana Bogor. Hal tersebut sebagai penjelasan atas pemberitaan mengenai LSM internasional pada pidato Presiden pada peringatan Hari Ibu, Kamis (22/12).
Dalam pidatonya Presiden menyatakan bahwa LSM internasional sangat aktif menyoroti keadaan lingkungan di tanah air dan berterima kasih atas kritik dan masukan yang objektif dan membangun.
Namun jangan mengobrak abrik seolah-olah Indonesia tidak ada negara, pemerintah dan rakyatnya.
Lebih lanjut Agus menyatakan bahwa Presiden mengingatkan agar kerja bersama dalam lingkup pelestarian hutan, lingkungan dan perlindungan satwa dilakukan dengan tulus dan santun.
Indonesia tidak bisa didikte untuk menutup perkebunan dan menolak upaya-upaya tekanan internasional melalui boikot produk-produk sawit
Perkebunan adalah kegiatan ekonomi yang penting bagi masyarakat Indonesia yang masih rendah pendapatannya. Tidak bisa upaya pelestarian hutan dan lingkungan dilakukan dengan menghancurkan ekonomi rakyat.
Beberapa kepala pemerintahan negara maju yang pendapatan per kapita nya sudah 40 - 50 ribu dolar mendikte Indonesia mengenai upaya peningkatan ekonominya.
"Saat ini secara rata-rata PDB/kap kita 3,000 sedangkan di tempat-tempat yang ada kebun sawit, pendapatan masyarakat mungkin hanya 600 dolar per tahun cukup untuk makan saja," katanya.
Pemerintah Indonesia akan menjaga hutan, gambut dan satwa dalam upaya pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
"Mari bekerja sama dan silakan monitor upaya-upaya kami. Jangan mendikte kami untuk menutup kebun-kebun yang menunjang hajat hidup warga kami ditempat-tempat terpencil," ujar Agus mengutip pernyataan presiden.
(T.D016/M026)
"Presiden berterima kasih dengan berbagai laporan dan hasil pemantauan kerusakan hutan dan ancaman terhadap satwa yang dilindungi. Presiden selama ini terbuka untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk penjagaan hutan dan pelestarian lingkungan," kata Agus Purnomo di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus sebagai penjelasan Presiden yang disampaikan di depan rapat kerja kabinet di Istana Bogor. Hal tersebut sebagai penjelasan atas pemberitaan mengenai LSM internasional pada pidato Presiden pada peringatan Hari Ibu, Kamis (22/12).
Dalam pidatonya Presiden menyatakan bahwa LSM internasional sangat aktif menyoroti keadaan lingkungan di tanah air dan berterima kasih atas kritik dan masukan yang objektif dan membangun.
Namun jangan mengobrak abrik seolah-olah Indonesia tidak ada negara, pemerintah dan rakyatnya.
Lebih lanjut Agus menyatakan bahwa Presiden mengingatkan agar kerja bersama dalam lingkup pelestarian hutan, lingkungan dan perlindungan satwa dilakukan dengan tulus dan santun.
Indonesia tidak bisa didikte untuk menutup perkebunan dan menolak upaya-upaya tekanan internasional melalui boikot produk-produk sawit
Perkebunan adalah kegiatan ekonomi yang penting bagi masyarakat Indonesia yang masih rendah pendapatannya. Tidak bisa upaya pelestarian hutan dan lingkungan dilakukan dengan menghancurkan ekonomi rakyat.
Beberapa kepala pemerintahan negara maju yang pendapatan per kapita nya sudah 40 - 50 ribu dolar mendikte Indonesia mengenai upaya peningkatan ekonominya.
"Saat ini secara rata-rata PDB/kap kita 3,000 sedangkan di tempat-tempat yang ada kebun sawit, pendapatan masyarakat mungkin hanya 600 dolar per tahun cukup untuk makan saja," katanya.
Pemerintah Indonesia akan menjaga hutan, gambut dan satwa dalam upaya pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
"Mari bekerja sama dan silakan monitor upaya-upaya kami. Jangan mendikte kami untuk menutup kebun-kebun yang menunjang hajat hidup warga kami ditempat-tempat terpencil," ujar Agus mengutip pernyataan presiden.
(T.D016/M026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: