Ponsel pintar Nokia terbaru belum berhasil rebut pasar
23 Desember 2011 06:55 WIB
Ponsel pintar andalan Nokia yang berbasis sistem operasi Windows Phone mungkin sedikit telat hadir dalam peta persaingan ponsel pintar yang sudah didominasi Apple dan Google (ANTARA News/Lukisatrio)
Jakarta (ANTARA News) - Ponsel pintar andalan Nokia yang berbasis sistem operasi Windows Phone mungkin sedikit telat hadir dalam peta persaingan ponsel pintar yang sudah didominasi Apple dan Google.
Ponsel pintar yang bernama Nokia Lumia 800 itu gagal merebut hati pelanggan. Hanya sekitar dua persen orang Eropa yang ingin membelinya, menurut sebuah penelitian yang dilakukan Exane BNP Paribas dan dikutip Reuters.
Para pengamat mengatakan tidak ada yang sangat salah dengan handset berbentuk ramping itu, kecuali kesalahan peranti lunak yang menyebabkan baterai lebih cepat ngedrop.
Ponsel pintar yang berbasis Microsoft Windows Phone hanya memiliki pangsa pasar sebesar dua persen, dibandingkan dengan Google Android sebanyak 50 persen dan Apple sebanyak 15-20 persen.
"Tidak banyak ruang tersisa untuk ekosistem ketiga. Pasar ponsel pintar berkembang sangat cepat," Kata Pengamat Bernstein Pierre Ferragu yang menyebutkan Nokia sangat "menjual."
Saham Nokia jatuh 20 persen sejak peluncuran ponsel baru pada 26 Oktober lalu. Para investor takut Nokia tidak mampu merebut kembali pangsa pasar ponsel pintar yang telah direbut dalam beberapa tahun terakhir.
Nokia mengesampingkan ponsel berbasis sistem operasi tua Symbian karena ingin fokus menggenjot ponsel pintar berbasis Microsoft Windows, walapun sirkulasi penjualan ponsel berbasis Symbian berbanding 1 : 10 dengan ponsel Microsoft Windows.
Para pejabat Nokia membela Lumia dan juru bicara perusahaan itu mengatakan peluncuran Lumia adalah "momentum positif".
"Dengan model yang ada saat ini dan yang akan datang, Nokia bisa memenangi kembali pangsa pasar baik fitur ponsel dan ponsel pintar," kata analis Swedbank Jari Honko, yang melabeli saham Nokia layak "beli". Nilai saham saat ini tidak termasuk pemulihan kondisi pasar Nokia.
Portofolio produk Nokia terus meningkat sejak dipimpin Stephen Elop sebagai kepala eksekutif pada September 2010.
(adm)
Ponsel pintar yang bernama Nokia Lumia 800 itu gagal merebut hati pelanggan. Hanya sekitar dua persen orang Eropa yang ingin membelinya, menurut sebuah penelitian yang dilakukan Exane BNP Paribas dan dikutip Reuters.
Para pengamat mengatakan tidak ada yang sangat salah dengan handset berbentuk ramping itu, kecuali kesalahan peranti lunak yang menyebabkan baterai lebih cepat ngedrop.
Ponsel pintar yang berbasis Microsoft Windows Phone hanya memiliki pangsa pasar sebesar dua persen, dibandingkan dengan Google Android sebanyak 50 persen dan Apple sebanyak 15-20 persen.
"Tidak banyak ruang tersisa untuk ekosistem ketiga. Pasar ponsel pintar berkembang sangat cepat," Kata Pengamat Bernstein Pierre Ferragu yang menyebutkan Nokia sangat "menjual."
Saham Nokia jatuh 20 persen sejak peluncuran ponsel baru pada 26 Oktober lalu. Para investor takut Nokia tidak mampu merebut kembali pangsa pasar ponsel pintar yang telah direbut dalam beberapa tahun terakhir.
Nokia mengesampingkan ponsel berbasis sistem operasi tua Symbian karena ingin fokus menggenjot ponsel pintar berbasis Microsoft Windows, walapun sirkulasi penjualan ponsel berbasis Symbian berbanding 1 : 10 dengan ponsel Microsoft Windows.
Para pejabat Nokia membela Lumia dan juru bicara perusahaan itu mengatakan peluncuran Lumia adalah "momentum positif".
"Dengan model yang ada saat ini dan yang akan datang, Nokia bisa memenangi kembali pangsa pasar baik fitur ponsel dan ponsel pintar," kata analis Swedbank Jari Honko, yang melabeli saham Nokia layak "beli". Nilai saham saat ini tidak termasuk pemulihan kondisi pasar Nokia.
Portofolio produk Nokia terus meningkat sejak dipimpin Stephen Elop sebagai kepala eksekutif pada September 2010.
(adm)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: