Jenewa (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (23/5) di Jenewa, Swiss, menegaskan bahwa pandemi COVID-19 "masih jauh dari selesai."

"Seperti yang saya sampaikan kemarin, pandemi masih jauh dari selesai. Dan walaupun kita terus memeranginya, kita menghadapi tugas memulihkan layanan kesehatan esensial, dengan 90 persen negara anggota melaporkan gangguan pada satu atau lebih layanan kesehatan esensial," kata Ghebreyesus seperti dilansir Xinhua, Selasa.

Berpidato di Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly/WHA) ke-75, Ghebreyesus mengatakan pandemi COVID-19 telah menunjukkan mengapa dunia membutuhkan WHO.

"Kita membutuhkan WHO yang lebih kuat dan dibiayai secara berkelanjutan, di pusat sistem keamanan kesehatan global," ujar dia pada pertemuan tahunan tersebut.

"Dalam hal kecil dan besar, terlihat dan tidak terlihat, saya bangga mengatakan bahwa organisasi ini membuat perbedaan," katanya.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Xinhua)


"Kami menyerukan kepada setiap pemerintah untuk menempatkan kesehatan rakyatnya sebagai inti dari rencana pembangunan dan pertumbuhannya," ujar dia.

WHO masih "jauh tertinggal" untuk mencapai lebih dari 1 miliar orang yang mendapat manfaat dari cakupan kesehatan universal pada tahun depan.

Sebelum pandemi, WHO memperkirakan bahwa hanya 270 juta orang yang akan tercakup pada 2023, kurang 730 juta orang dari target 1 miliar.

"Terganggunya layanan kesehatan selama pandemi membuat kita mundur, dan kita perkirakan kekurangannya bisa mencapai 840 juta," ujar dia.

Ghebreyesus juga mengatakan pemerintah harus menempatkan kesehatan masyarakat pada inti rencana mereka.

"Kami menyerukan kepada setiap pemerintah untuk menempatkan kesehatan rakyatnya sebagai inti dari rencana pembangunan dan pertumbuhannya," ujar dia.