BI beli SBN di pasar perdana Rp30,17 triliun hingga 23 Mei 2022
24 Mei 2022 17:21 WIB
Ilustrasi - Arsip foto - Nasabah membeli Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui aplikasi BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (4/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006 dengan bunga sebesar 6,75 persen dengan minimal pemesanan sebesar Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui mitra distribusi hingga (21/11) mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww/pri.
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) tercatat telah membeli surat berharga negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp30,17 triliun sejak Januari hingga 23 Mei 2022.
Langkah tersebut sebagai komitmen untuk melanjutkan pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional.
"Pembelian SBN dilakukan melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement," tutur Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pembelian SBN di pasar perdana mencerminkan koordinasi fiskal dan moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022.
Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal akan terus ditingkatkan.
Baca juga: BI pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen
Hal tersebut, lanjut Perry, termasuk komitmen BI dalam pembelian SBN sebesar Rp224 triliun untuk pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN 2022.
"Demikian pula, koordinasi di bawah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta koordinasi bilateral antara Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus diperkuat dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," tegasnya.
Sementara itu, ia menilai, perbaikan ekonomi domestik kini terus berlanjut ditopang oleh penguatan permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2022 tetap kuat, yakni 5,01 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), melanjutkan momentum pemulihan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy).
Dengan demikian, bank sentral memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh dalam rentang 4,5 persen sampai 5,3 persen.
Baca juga: BI: Aliran modal asing keluar capai 1,2 miliar dolar AS
Baca juga: BI catat kredit perbankan tumbuh 9,1 persen pada April
Langkah tersebut sebagai komitmen untuk melanjutkan pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional.
"Pembelian SBN dilakukan melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement," tutur Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pembelian SBN di pasar perdana mencerminkan koordinasi fiskal dan moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022.
Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal akan terus ditingkatkan.
Baca juga: BI pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen
Hal tersebut, lanjut Perry, termasuk komitmen BI dalam pembelian SBN sebesar Rp224 triliun untuk pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN 2022.
"Demikian pula, koordinasi di bawah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta koordinasi bilateral antara Bank Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus diperkuat dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," tegasnya.
Sementara itu, ia menilai, perbaikan ekonomi domestik kini terus berlanjut ditopang oleh penguatan permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2022 tetap kuat, yakni 5,01 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), melanjutkan momentum pemulihan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy).
Dengan demikian, bank sentral memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh dalam rentang 4,5 persen sampai 5,3 persen.
Baca juga: BI: Aliran modal asing keluar capai 1,2 miliar dolar AS
Baca juga: BI catat kredit perbankan tumbuh 9,1 persen pada April
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: