Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan produk rajungan Lampung perlu diperkenalkan ke pasar domestik guna membantu menjaga stabilitas harga.

"Untuk produk rajungan ini akan lebih baik bila bisa dikenal di pasar domestik juga, tidak hanya di ekspor," ujar Arinal Djunaidi di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, dengan dikenalnya produk rajungan di pasar domestik akan membantu menjaga stabilitas harga rajungan, bila terjadi penurunan harga ekspor.

"Kalau harga di negara penerima bermasalah, masih ada cadangan pasar domestik. Jadi tidak terlalu bergantung ke pasar ekspor saja, saat harga turun nanti bingung," katanya.

Menurut dia, rajungan menjadi komoditas perikanan andalan, selain udang, dan lobster di daerahnya. Karena menjadi mata pencaharian masyarakat, tidak hanya nelayan tapi pihak terkait di rantai pasok.

Baca juga: Untaian cara nelayan rangkai keberlanjutan ekosistem rajungan Lampung

"Jangan segala sesuatu diekspor tapi kalau bisa kita memperkaya dalam negeri dahulu, dengan menggunakan produk dalam negeri baru sisanya kita ekspor. Jadi perlu adanya perbaikan kualitas juga disini jadi yang ada di pasar domestik juga kualitasnya baik," ucapnya.

Dia melanjutkan, pada 2021 komoditas rajungan memang menjadi salah satu komoditas menyumbang ekspor perikanan bagi Lampung dengan peningkatan 50,8 persen dari tahun sebelumnya.

"Ekspor rajungan pada 2021 ini volumenya sebanyak 1.578 ton dengan nilai ekspor 36,91 juta dolar Amerika Serikat. Ini naik dari 2020 yang volumenya 1.383 ton dengan nilai 23,83 juta dolar Amerika Serikat. Tapi kalau bisa akan dibuka juga pasar domestik untuk rajungan agar bisa semakin stabil produksi dan harganya," ucapnya pula.

Baca juga: Peran wanita pengupas rajungan Lampung jadi agen konservasi