Palembang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya mengajak masyarakat di 17 kabupaten dan kota menyukseskan program mandiri pangan yang diluncurkan pada akhir 2021.

Untuk menyukseskan program tersebut, masyarakat didorong memanfaatkan lahan perkarangan rumah untuk menanam sayuran, buah-buahan, serta beternak ikan, ayam, dan lainnya," kata Wagub Mawardi Yahya, di Palembang, Selasa.

Menurut dia, untuk meningkatkan produksi pangan bisa dengan melakukan intensifikasi, ekstensifikasi atau perluasan areal pertanian memanfaatkan lahan tidur atau yang tidak produktif, serta optimalisasi lahan.

Selain itu pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan program kemandirian pangan dengan memanfaatkan perkarangan tempat tinggal dengan menanam sayuran dan buah-buahan hingga berternak.

"Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan diharapkan dapat menjadi pendorong masyarakat melakukan berbagai kegiatan yang dapat menghasilkan produk pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.

Bagi masyarakat yang selama ini belum memanfaatkan lahan perkarangan rumahnya dengan kegiatan produktif, diharapkan untuk memanfaatkannya dengan menanam sayuran, buah-buahan, dan beternak.

Pemprov Sumsel berupaya mendorong semua pihak dan lapisan masyarakat melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan produksi pangan guna mewujudkan mandiri pangan.

Dengan suksesnya program tersebut, tidak hanya mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain, tetapi diharapkan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan, kata Wagub Mawardi.

Baca juga: Gerakan Sumsel Mandiri Pangan diluncurkan di Ogan Komering Ulu

Baca juga: Sumsel gerakkan warga jalankan program kemandirian pangan


Sementara sebelumnya Dosen Unsri Palembang Prof Benyamin Lakitan mengatakan untuk mendukung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, dia bersama sejumlah dosen serta mahasiswa program magister dan doktoral pertanian melakukan penelitian pengembangan optimalisasi lahan pertanian perkotaan (urban farming) dengan pola tiga kegiatan dalam satu petak lahan (3 in 1).

Melalui pengembangan kegiatan optimalisasi lahan perkotaan yang luasannya terbatas, masyarakat bisa memanfaatkan lahan perkarangan rumahnya dengan bertani dan beternak.

Sebagai contoh, lahan perkarangan rumahnya di kompleks perumahan kawasan Jakabaring Palembang yang luasnya terbatas dimanfaatkan untuk budidaya ikan, aneka jenis tanaman sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan.

Kegiatan urban farming itu dilakukan dengan cara tiga lapis/kegiatan dalam satu tempat (3 in 1) yakni lahan yang ada kolam ikannya digunakan untuk budidaya ikan di atasnya juga dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan cabai dengan teknologi rakit apung dan kerangka rambat sehingga bisa digunakan untuk budidaya tanaman sayuran seperti oyong dan buah-buahan seperti anggur dan melon yang pertumbuhannya merambat.

Melalui optimalisasi lahan pertanian perkotaan itu, diharapkan lahan yang luasnya terbatas tetap bisa menghasilkan bahan pangan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat bahkan dapat dijual ke tetangga dan pasar sebagai usaha sampingan keluarga.

Masyarakat perkotaan diharapkan dapat mengembangkan budidaya pertanian '3 in 1' di perkarangan rumah meskipun luasnya terbatas dengan membuat kolam ikan dan menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman bermanfaat lainnya di atasnya.

Dengan pengembangan kegiatan pertanian perkotaan diharapkan masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah yang harganya pada kondisi tertentu melonjak, kata dosen Unsri yang pernah menjabat Sesmen Ristek pada 2007.

Baca juga: Petani milenial diharapkan bangkitkan kearifan lokal mandiri pangan

Baca juga: DPD: Indonesia perlu miliki kemandirian dan kedaulatan pangan