Kapendam: tak ada penambahan pasukan ke Papua
22 Desember 2011 06:00 WIB
Suasana kepadatan antrian para prajurit yonif 142 saat memasuki kapal KRI 503 Ambonea, di Palembang, Sumsel, Jumat (9/12). Sekitar 650 Prajurit dikirimkan unutk pengamanan perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Nugini RI-PNG.(FOTO ANTARA/Ndee)
Sentani (ANTARA News) - Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Ali Hamdan Bogra, mengatakan tidak ada penambahan pasukan ke Papua.
"Terkait beredarnya pemberitaan miring mengenai adanya penambahan pasukan di wilayah Papua seperti yang dihembuskan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab itu tidak benar, saya perlu luruskan bahwa yang benar adalah rotasi," katanya, di Sentani, Kamis.
Ia mengatakan, pergantian (Rotasi) satuan tugas yang akan selesai masa penugasannya di Papua untuk menjaga perbatasan Republik Indonesia dengan negara perbatasan Papua Nugini RI-PNG.
Dikatakan, satuan tugas yang berada di Papua khususnya yang bertugas di perbatasan RI-PNG akan selesai masa penugasannya pada bulan Desember 2011 ini.
Bokra menuturkan, pelaksanaan tugas operasi yang menjaga perbatasan setiap satuan tugas yang berada di Papua hanya berlangsung selama 1 (satu) tahun kemudian akan digantikan oleh Satuan tugas yang lain.
Untuk itu apabila sudah selesai masa penugasannya, Mabes TNI akan segera menunjuksatuan tugas lainnya untuk menggantikan. Kedatangan pasukan yang berasal dari luar Papua adalah untuk menggantikan satuan tugas operasi yang ada sekarang jadi bukan menambah pasukan.
"Perlu diketahui bersama, bahwa perbatasan RI-PNG memiliki panjang + 760 kilometer, memanjang dari Skouw di sebelah utara Jayapura, membujur ke selatan sampai muara Sungai Bensbach. Dengan kondisi geografi dan topografi yang mencakup area seluas itu, memiliki tingkat kerawanan yang tinggi," terangnya.
Sehingga tingkat kerawanan tersebut dapat dilihat dari kasus-kasus pelanggaran perbatasan RI-PNG yang terindikasi selama ini yaitu, digunakannya daerah perbatasan darat RI-PNG sebagai daerah penyelaman, base camp dan basis operasi oleh gsp untuk melakukan penyerangan pos-pos TNI/Polri.
Adanya pelintas batas tradisional dan hubungan kekeluargaan antar penduduk di sekitar wilayah perbatasan yang sering dimanfaatkan oleh gsp, adanya pergeseran patok tapal batas, masih terjadinya tindak kriminal seperti penyelundupan dan jual beli senjata serta digunakannya wilayah perbatasan sebagai jalur pencari suaka politik maupun kegiatan infiltrasi/eksfiltrasi intelijen asing ke wilayah Papua.
Berdasarkan fakta diatas dengan kekuatan yang dimiliki Kodam XVII/Cenderawasih sekarang, belum mampu untuk menjaga seluruh wilayah perbatasan yang ada, sehingga membutuhkan bantuan dari satuan tugas lain yang berada di luar Papua.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa Satuan Tugas Operasi yang akan purna tugas adalah Satgas Yonif 141/AYJP dan Satgas Yonif 330/TD yang berada di Jayapura, sedangkan untuk di wilayah Merauke adalah Satgas Yonif 405/SK dan Satgas Yonif 132/BS.
Menurut Rencananya Satgas yang berada di Jayapura, yakni Yonif 141/AYJP dari Kodam II/ Sriwijaya Palembang akan digantikan oleh Satgas 122/TS dari Kodam I/Bukit Barisan Medan, sedangkan Satgas 330/TD yang berasal dari Kodam III/Siliwangi Bandung akan digantikan Satgas Yonif Linud 431/SSK dari Kodam VII/Wirabuana Makassar.
Disi lain satuan tugas yang berada di Merauke seperti Satgas Yonif 405/SK yang berasal dari Kodam IV/Diponegoro Semarang akan digantikan Satgas Yonif 521/DY dari Kodam V/Brawijaya Surabaya, sedangkan satgas Yonif 132/BS dari Kodam II/Sriwijaya akan digantikan oleh Satgas 142/KJ Kodam yang sama.
Untuk pelaksanaan serah terima pasukan satgas yang berada di Jayapura akan dilaksanakan di lapangan Buper waena, sedangkan 2 (dua) satgas lagi akan dilaksanakan langsung di Merauke. (HLM)
"Terkait beredarnya pemberitaan miring mengenai adanya penambahan pasukan di wilayah Papua seperti yang dihembuskan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab itu tidak benar, saya perlu luruskan bahwa yang benar adalah rotasi," katanya, di Sentani, Kamis.
Ia mengatakan, pergantian (Rotasi) satuan tugas yang akan selesai masa penugasannya di Papua untuk menjaga perbatasan Republik Indonesia dengan negara perbatasan Papua Nugini RI-PNG.
Dikatakan, satuan tugas yang berada di Papua khususnya yang bertugas di perbatasan RI-PNG akan selesai masa penugasannya pada bulan Desember 2011 ini.
Bokra menuturkan, pelaksanaan tugas operasi yang menjaga perbatasan setiap satuan tugas yang berada di Papua hanya berlangsung selama 1 (satu) tahun kemudian akan digantikan oleh Satuan tugas yang lain.
Untuk itu apabila sudah selesai masa penugasannya, Mabes TNI akan segera menunjuksatuan tugas lainnya untuk menggantikan. Kedatangan pasukan yang berasal dari luar Papua adalah untuk menggantikan satuan tugas operasi yang ada sekarang jadi bukan menambah pasukan.
"Perlu diketahui bersama, bahwa perbatasan RI-PNG memiliki panjang + 760 kilometer, memanjang dari Skouw di sebelah utara Jayapura, membujur ke selatan sampai muara Sungai Bensbach. Dengan kondisi geografi dan topografi yang mencakup area seluas itu, memiliki tingkat kerawanan yang tinggi," terangnya.
Sehingga tingkat kerawanan tersebut dapat dilihat dari kasus-kasus pelanggaran perbatasan RI-PNG yang terindikasi selama ini yaitu, digunakannya daerah perbatasan darat RI-PNG sebagai daerah penyelaman, base camp dan basis operasi oleh gsp untuk melakukan penyerangan pos-pos TNI/Polri.
Adanya pelintas batas tradisional dan hubungan kekeluargaan antar penduduk di sekitar wilayah perbatasan yang sering dimanfaatkan oleh gsp, adanya pergeseran patok tapal batas, masih terjadinya tindak kriminal seperti penyelundupan dan jual beli senjata serta digunakannya wilayah perbatasan sebagai jalur pencari suaka politik maupun kegiatan infiltrasi/eksfiltrasi intelijen asing ke wilayah Papua.
Berdasarkan fakta diatas dengan kekuatan yang dimiliki Kodam XVII/Cenderawasih sekarang, belum mampu untuk menjaga seluruh wilayah perbatasan yang ada, sehingga membutuhkan bantuan dari satuan tugas lain yang berada di luar Papua.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa Satuan Tugas Operasi yang akan purna tugas adalah Satgas Yonif 141/AYJP dan Satgas Yonif 330/TD yang berada di Jayapura, sedangkan untuk di wilayah Merauke adalah Satgas Yonif 405/SK dan Satgas Yonif 132/BS.
Menurut Rencananya Satgas yang berada di Jayapura, yakni Yonif 141/AYJP dari Kodam II/ Sriwijaya Palembang akan digantikan oleh Satgas 122/TS dari Kodam I/Bukit Barisan Medan, sedangkan Satgas 330/TD yang berasal dari Kodam III/Siliwangi Bandung akan digantikan Satgas Yonif Linud 431/SSK dari Kodam VII/Wirabuana Makassar.
Disi lain satuan tugas yang berada di Merauke seperti Satgas Yonif 405/SK yang berasal dari Kodam IV/Diponegoro Semarang akan digantikan Satgas Yonif 521/DY dari Kodam V/Brawijaya Surabaya, sedangkan satgas Yonif 132/BS dari Kodam II/Sriwijaya akan digantikan oleh Satgas 142/KJ Kodam yang sama.
Untuk pelaksanaan serah terima pasukan satgas yang berada di Jayapura akan dilaksanakan di lapangan Buper waena, sedangkan 2 (dua) satgas lagi akan dilaksanakan langsung di Merauke. (HLM)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: