Cirebon (ANTARA News) - Partai Demokrat mendorong usulan sistem proporsional terbuka pada pembahasan RUU Pemilu untuk diterapkan pada Pemilu Legislatif 2014.
"Sistem proporsional terbuka sudah baik dan telah teruji pada pemilu legislatif 2009," kata Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di sela kunjungannya ke Pondok Pesantren Kempok, Cirebon, Jawa Barat, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, Anas Urbaningrum didampingi Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron.
Menurut dia, sistem proporsional terbuka memberikan kesempatan kepada para calon anggota legislatif (caleg) untuk bekerja keras dan merebut simpati masyarakat.
Melalui sistem ini, kata dia, caleg tidak ada yang hanya mengandalkan nomor urut jadi tanpa kerja keras.
"Kalau ada yang mengkritisi, dengan sistem proporsional terbuka akan terjadi persaingan antara caleg di internal partai politik, hal itu bisa diatur lebih lanjut oleh partai politik yang bersangkutan," kata dia.
Menurut dia, jika partai politik menerapkan aturan secara tegas dan transparan maka tidak akan terjadi konflik meskipun ada persaingan antara caleg di internal parpol.
Anas menegaskan, pembahasan RUU Pemilu semangatnya untuk memperbaiki hal-hal yang masih belum baik pada pelaksanaan pemilu, bukan mengganti sistemnya secara keseluruhan.
"Kalau sistem proporsional terbuka sudah terbukti baik dan sudah teruji pada pemilu 2009," katanya.
Hal yang perlu diperbaiki pada pembahasan RUU Pemilu, kata dia, adalah hal-hal yang masih menjadi polemik, tapi tergantung pada persoalannya.
Kalau hal yang dipersoalkan adalah persaingan caleg dinternal parpol, menurut dia, hal itu bisa diatur dengan membuat aturan yang tegas dan transparan.
Kalau hal yang dipersoalkan, adalah biaya kampanye mahal, Anas menuturkan, caleg tersebut harus mengatur strategi dengan mempersiapkan diri sejak jauh hari, yakni melakukan komunikasi intensif terhadap masyarakat di calon daerah pemilihannya.
(T.R024/R007)
Demokrat dorong sistem proporsional terbuka pada 2014
21 Desember 2011 19:50 WIB
Anas Urbaningrum (FOTO ANTARA)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: