Ghazni, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Bom meledak di samping konvoi NATO di Afghanistan tenggara pada Rabu, mengakibat sejumlah korban di antara tentara, kata pejabat tinggi polisi.

"Pada sekitar pukul 11.30 (14.00 WIB) pagi ini, IED (peledak rakitan) meledak di dekat iringan tentara asing di daerah Rawza, kota Ghazni," kata kepala polisi provinsi Ghazni Dilawar Zahid.

"Ada beberapa korban, tapi kami tidak tahu jumlahnya," tambahnya tanpa dapat mengatakan bahwa tentara terbunuh atau luka.

Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan pakta pertahanan Atlantik utara NATO hanya menyatakan mengetahui kejadian di Ghazni itu.

"Kami sedang mengumpulkan bukti dan belum dapat merinci," katanya.

Kepada kantor berita Prancis AFP dengan syarat tak dikenali, saksi menyatakan satu kendaraan ISAF "mutlak hancur" dan helikopter membawa korban.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dalam pesan tertulis kepada AFP melalui juru bicara Zabihullah Mujahid, menyebut itu adalah iringan tentara Polandia dan beberapa tentara NATO tewas tanpa memberikan bukti.

Pasukan Polandia di bawah ISAF bertanggung jawab untuk keamanan di Ghazni. Polandia menempatkan sekitar 2.600 tentara di Afghanistan.

Sejumlah 30 tentara Polandia tewas di negeri terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menumbangkan pemerintah Taliban pada akhir 2001.

Taliban digulingkan akibat tidak mau menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh mendalangi serangan terhadap Amerika Serikat tiga bulan sebelumnya.

Sekitar 140.000 tentara asing dari sekitar 45 negara tergabung dalam pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat di negara terkoyak perang Afghanistan dengan pasukan tempur asing dijadwalkan ditarik pada akhir 2014.

Amerika Serikat adalah negara pengirim tentara dengan jumlah terbesar, sekitar 100.000 serdadu.

Kendati seluruh pasukan tempur dijadwalkan pergi pada akhir 2014, ribuan dari mereka diperkirakan tinggal untuk melatih dan mendampingi pasukan setempat.

Sedikit-dikitnya, 549 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini, kata laman mandiri iCasualties.org.

Sejumlah 711 tentara asing tewas untuk seluruh 2010, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan.

Sejumlah 2.830 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.857 orang, diikuti Inggris dengan 391, Kanada (158), Prancis (76), Jerman (53), Italia (42), Denmark (42), Spanyol (34), Australia (32), Polandia (30), Belanda (25), dan sisanya dari negara lain.

Tigabelas orang Amerika Serikat termasuk dalam 17 orang tewas sesudah pembom mobil Taliban menyerang iringan NATO di ibu kota Afghanistan pada akhir Oktober dalam salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan asing pada lebih dari satu dasawarsa perang tersebut.

Serangan itu paling mematikan bagi sekutu tersebut sejak kematian 30 tentara Amerika Serikat, termasuk 25 anggota pasukan khusus, yang helikopternya ditembak jatuh pada tengah Agustus di selatan Kabul di propinsi Wardak.

Taliban menggunakan IED, yang mudah dan murah dibuat, sebagai senjata unggulan dalam perang sedasawarsa melawan Amerika Serikat dan sekutunya itu, yang sudah menewaskan lebih dari 50 persen korban di kalangan tentara asing.
(U.B002/H-RN)