Bom peninggalan Perang Dunia II ditemukan di Tarakan
23 Mei 2022 20:26 WIB
Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kaltara, mengamankan bom peninggalan perang dunia kedua berukuran panjang sekitar satu meter dengan diameter 80 centimeter ditemukan warga RT 11, Kelurahan Juata Kerikil, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (23/5). ANTARA/Susylo Asmalyah
Tarakan (ANTARA) - Bom peninggalan Perang Dunia II berukuran panjang sekitar satu meter dengan diameter 80 sentimeter ditemukan warga RT 11, Kelurahan Juata Kerikil, Tarakan, Kalimantan Utara.
"Mortir beratnya sekitar 500-an kg dengan panjang lebih satu meter dan radius ledaknya bisa sampai lima kilometer," kata Pejabat Sementara Panit Jibom Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kalimantan Utara, Brigadir Polisi Kepala Budiono, di Tarakan, Senin.
Baca juga: Polisi musnahkan peti berisi mortir temuan nelayan Cirebon
Ia bilang, bom militer itu tidak ada kadaluarsa, tetap masih aktif.
Ia katakan, masih ada tinggalan bom dan bahan peledak dari masa Perang Dunia II di Tarakan dan kebanyakan di daerah pantai dan bandara. "Bom ukuran besar ini sudah tiga kali ditemukan di Tarakan dan bila masyarakat menemukan untuk segera melapor, jangan diutak-atik," kata Budiono.
Baca juga: Tim Jibom mengevakuasi mortir dari permukiman warga Manokwari
Sementara itu, pemilik lahan lokasi bom ditemukan, Jantor, mengatakan, penemuan berawal saat para pekerja melakukan penggalian tanah menggunakan alat berat pada Minggu (22/5). "Saat anggota menggali tanah tiba-tiba longsor lalu melorotlah, kemudian operator memanggil saya lihat itu apa, bom atau apa," katanya.
Baca juga: Warga temukan amunisi mortir saat gali pasir
Setelah benda itu dibersihkan dan diperhatikan secara seksama, ternyata satu bom yang sebelumnya melorot atau turun dari tebing dengan ketinggian sekitar 20 meter. Jika dilihat dari kondisinya sebagian dari bom tertanam di tanah dan sebagian di atas permukaan.
Baca juga: Satgas Pengamanan Perbatasan amankan mortir 81 mm di Sajingan
Lantaran di lokasi banyak pekerja dan terkadang ada anak-anak bermain maka polisi memindahkan bom ke lokasi yang lebih aman. "Kami amankan sementara ke lokasi sini, menggunakan loader dan kami angkat hati-hati sekali," kata Jantor.
Baca juga: Temuan mortir PD II di Dago Bandung bertambah jadi 108 buah
"Mortir beratnya sekitar 500-an kg dengan panjang lebih satu meter dan radius ledaknya bisa sampai lima kilometer," kata Pejabat Sementara Panit Jibom Detasemen Gegana Satbrimobda Polda Kalimantan Utara, Brigadir Polisi Kepala Budiono, di Tarakan, Senin.
Baca juga: Polisi musnahkan peti berisi mortir temuan nelayan Cirebon
Ia bilang, bom militer itu tidak ada kadaluarsa, tetap masih aktif.
Ia katakan, masih ada tinggalan bom dan bahan peledak dari masa Perang Dunia II di Tarakan dan kebanyakan di daerah pantai dan bandara. "Bom ukuran besar ini sudah tiga kali ditemukan di Tarakan dan bila masyarakat menemukan untuk segera melapor, jangan diutak-atik," kata Budiono.
Baca juga: Tim Jibom mengevakuasi mortir dari permukiman warga Manokwari
Sementara itu, pemilik lahan lokasi bom ditemukan, Jantor, mengatakan, penemuan berawal saat para pekerja melakukan penggalian tanah menggunakan alat berat pada Minggu (22/5). "Saat anggota menggali tanah tiba-tiba longsor lalu melorotlah, kemudian operator memanggil saya lihat itu apa, bom atau apa," katanya.
Baca juga: Warga temukan amunisi mortir saat gali pasir
Setelah benda itu dibersihkan dan diperhatikan secara seksama, ternyata satu bom yang sebelumnya melorot atau turun dari tebing dengan ketinggian sekitar 20 meter. Jika dilihat dari kondisinya sebagian dari bom tertanam di tanah dan sebagian di atas permukaan.
Baca juga: Satgas Pengamanan Perbatasan amankan mortir 81 mm di Sajingan
Lantaran di lokasi banyak pekerja dan terkadang ada anak-anak bermain maka polisi memindahkan bom ke lokasi yang lebih aman. "Kami amankan sementara ke lokasi sini, menggunakan loader dan kami angkat hati-hati sekali," kata Jantor.
Baca juga: Temuan mortir PD II di Dago Bandung bertambah jadi 108 buah
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022
Tags: