Menperin bertemu Presiden World Economic Forum di Davos
23 Mei 2022 19:39 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan Presiden World Economic Forum Børge Brende dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum di Davos, Swiss, Minggu (22/5/2022). ANTARA/HO-Biro Humas Kemenperin/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Presiden World Economic Forum (WEF) Børge Brende di sela perhelatan WEF di Davos, Swiss, untuk membahas beberapa hal.
“Presiden WEF menyampaikan pendapatnya mengenai pentingnya ketahanan pangan dan pendapatnya mengenai proteksi terhadap bahan baku pangan,” ujar Menperin melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Selanjutnya pertemuan juga membahas upaya pencapaian target nett zero carbon yang dilakukan Indonesia.
“Presiden WEF menyampaikan bahwa potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan renewable energy perlu didorong lebih kuat, meskipun memang diperlukan anggaran besar untuk melakukan substitusi dari energi fosil ke EBT,” jelas Menperin.
Selain itu pertemuan tersebut juga membahas rencana Indonesia mengembangkan Ibu Kota Negara (IKN).
Presiden WEF mendukung hal ini sebagai upaya pemerataan ekonomi. WEF juga memandang Indonesia sangat berhasil dalam penurunan gini ratio yang merupakan indikator tingkat ketimpangan dalam masyarakat.
Baca juga: Forum Ekonomi Dunia akan atasi tantangan geo ekonomi di Davos
“Kami juga mengajak forum untuk berkolaborasi dalam upaya pemulihan ekonomi global yang secara inklusif,” ujar Menperin Agus.
Upaya pemulihan ekonomi global berkaitan dengan Global Risk Report 2022 WEF yang melaporkan bahwa sekitar 84,2 persen responden merasa khawatir dengan arah masa depan dunia.
Dalam Presidensi G20, Indonesia berupaya memastikan peran penting G20 dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan menjadi katalis untuk pemulihan ekonomi global yang inklusif.
Hal itu dapat ditempuh melalui kolaborasi membangun daya saing sektor industri manufaktur yang berkelanjutan, terutama pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan penerapan teknologi Industri 4.0.
Selain itu kerja sama di sektor-sektor industri yang potensial seperti industri kemasan makanan, kemudian untuk komponen dan aksesoris kendaraan, farmasi dan obat-obatan, dan industri elektronika di ASEAN.
Menutup pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia mengundang WEF untuk melanjutkan pembahasan di kesempatan itu dalam pertemuan lanjutan di Jakarta.
Baca juga: Pendiri WEF: Indonesia tepat angkat pemulihan kesehatan global di G20
“Presiden WEF menyampaikan pendapatnya mengenai pentingnya ketahanan pangan dan pendapatnya mengenai proteksi terhadap bahan baku pangan,” ujar Menperin melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Selanjutnya pertemuan juga membahas upaya pencapaian target nett zero carbon yang dilakukan Indonesia.
“Presiden WEF menyampaikan bahwa potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan renewable energy perlu didorong lebih kuat, meskipun memang diperlukan anggaran besar untuk melakukan substitusi dari energi fosil ke EBT,” jelas Menperin.
Selain itu pertemuan tersebut juga membahas rencana Indonesia mengembangkan Ibu Kota Negara (IKN).
Presiden WEF mendukung hal ini sebagai upaya pemerataan ekonomi. WEF juga memandang Indonesia sangat berhasil dalam penurunan gini ratio yang merupakan indikator tingkat ketimpangan dalam masyarakat.
Baca juga: Forum Ekonomi Dunia akan atasi tantangan geo ekonomi di Davos
“Kami juga mengajak forum untuk berkolaborasi dalam upaya pemulihan ekonomi global yang secara inklusif,” ujar Menperin Agus.
Upaya pemulihan ekonomi global berkaitan dengan Global Risk Report 2022 WEF yang melaporkan bahwa sekitar 84,2 persen responden merasa khawatir dengan arah masa depan dunia.
Dalam Presidensi G20, Indonesia berupaya memastikan peran penting G20 dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan menjadi katalis untuk pemulihan ekonomi global yang inklusif.
Hal itu dapat ditempuh melalui kolaborasi membangun daya saing sektor industri manufaktur yang berkelanjutan, terutama pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan penerapan teknologi Industri 4.0.
Selain itu kerja sama di sektor-sektor industri yang potensial seperti industri kemasan makanan, kemudian untuk komponen dan aksesoris kendaraan, farmasi dan obat-obatan, dan industri elektronika di ASEAN.
Menutup pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia mengundang WEF untuk melanjutkan pembahasan di kesempatan itu dalam pertemuan lanjutan di Jakarta.
Baca juga: Pendiri WEF: Indonesia tepat angkat pemulihan kesehatan global di G20
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: