New York (ANTARA News) - Berita ekonomi menjanjikan dari Eropa dan Amerika Serikat memberikan sebuah pemicu untuk pasar minyak pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), serta rumor tentang ketegangan lebih lanjut dengan Iran menambah untuk membeli minyak.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, melonjak 3,34 dolar AS menjadi 97,22 dolar AS per barel, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Februari melonjak 3,09 dolar AS menjadi 106,73 dolar AS dalam transaksi di London.

Minyak naik "rebound" bersama dengan euro setelah lembaga ekonomi Ifo Jerman mengatakan, indeks sentimen bisnis meningkat pada Desember melawan perkiraan, mengurangi kekhawatiran resesi akan segera terjadi.

Spanyol melepas keberhasilan lelang obligasi lain, dan laporan mengatakan Yunani berada di dekat kesepakatan penting dengan bank-bank swasta untuk "write down" (penurunan nilai) utang luar negerinya.

Selain itu, data yang kuat pada rumah baru di AS menambah sentimen "bullish".

"Kekhawatiran geopolitik masih menggelegak jauh, tapi pembangkit nyata untuk rally hari ini adalah data ekonomi," kata Matt Smith dari Summit Energy.

"Kami memiliki beberapa data yang baik dari Eropa, dan ada lelang obligasi yang layak keluar dari Spanyol, dan data yang keluar dari AS sangat kuat, dibandingkan dengan perkiraan."

"Dolar AS yang lebih lemah juga mendukung kenaikan kuat di pasar minyak," tambah analis Sucden Financial Research, Myrto Sokou.

Euro melesat di atas 1,31 dolar pada Selasa setelah data ekonomi Jerman positif. Sebuah unit AS yang lebih lemah membuat minyak mentah dalam denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang tunggal, mendorong permintaan dan harga gilirannya. (A026)