Jakarta (ANTARA) - Pembelajaran sosial dan emosional tak kalah pentingnya untuk dipelajari di samping sejarah, bahasa Inggris atau matematika. Sebab, kemampuan ini mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari kepada anak-anak.

Dilansir Healtline pada Senin, pembelajaran sosial dan emosional atau yang dikenal dengan social and emotional learning (SEL) adalah konsep pendidikan yang membantu anak-anak memperoleh keterampilan di bidang-bidang penting di luar matematika, membaca, dan mata pelajaran inti sekolah lainnya.

SEL membantu anak-anak mengidentifikasi perasaan mereka, memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, membangun hubungan yang kuat, dan membuat keputusan yang baik dan berempati.

Baca juga: Ayah perlu bangun kedekatan dengan anak, caranya?

SEL berfokus pada seperangkat keterampilan hidup yang dibutuhkan anak-anak untuk memahami diri mereka sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, SEL mengajarkan anak-anak cara untuk meningkatkan empati, regulasi emosi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan membuat keputusan, kemampuan berkomunikasi, hubungan dengan teman dan keluarga, pengetahuan diri serta kontrol diri.

Melalui SEL, anak-anak dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang akan membantu memahami emosi, mengembangkan identitas dan menetapkan tujuan.

Dalam sebuah studi tahun 2011, para peneliti membuat ulasan terbesar dan terlengkap tentang SEL. Mereka meninjau 213 studi yang melibatkan lebih dari 270.000 siswa dan menemukan bahwa berpartisipasi dalam program SEL meningkatkan kinerja siswa di kelas. Ini juga memiliki dampak jangka panjang pada siswa dan komunitas sekolah.

Kecerdasan emosional (EQ)

Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengelola emosi dan memahami emosi orang lain. Orang dengan EQ tinggi mampu mengkomunikasikan emosinya.

Mereka dapat mengambil tindakan untuk mengatasi emosi seperti marah atau stres. Mereka juga mampu bekerja baik dengan orang lain dan membangun hubungan yang kuat berdasarkan empati dan pengertian.

Baca juga: Kecerdasan banyak ragamnya, orang tua perlu hargai setiap potensi anak

Ada empat elemen kunci kecerdasan emosional yakni kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen diri, dan manajemen hubungan.

Orang yang memiliki kesadaran diri tinggi mengenali emosinya sendiri. Mereka memahami cara emosi mempengaruhi motivasi dan tindakan mereka. Orang dengan kesadaran sosial yang tinggi sangat berempati. Mereka memahami kebutuhan, emosi, kekhawatiran orang lain, serta terampil dalam menangkap isyarat sosial dan dinamika sosial.

Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengendalikan impuls dan perilaku. Orang dengan keterampilan manajemen diri yang tinggi juga hebat dalam berpegang teguh pada komitmen dan beradaptasi dengan perubahan.

Menciptakan dan memelihara hubungan yang kuat dengan orang lain adalah keterampilan hidup yang penting dan merupakan salah satu elemen kunci kecerdasan emosional. Orang dengan keterampilan manajemen hubungan yang kuat sangat baik dalam komunikasi, resolusi konflik, dan kerja tim.

Kecerdasan emosional penting dalam setiap bidang kehidupan. Memberi alat dan pendidikan yang mereka butuhkan untuk memperkuat EQ, sangat bermanfaat bagi anak-anak dalam berbagai cara.

Manfaat tambahan dari SEL termasuk peningkatan dalam hubungan di rumah dan di sekolah, empati, harga diri, kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, pola berpikir positif, penyelesaian masalah, respons stres, suasana hati, motivasi.

Baca juga: Belajar kecerdasan buatan latih anak berpikir komputasional

Pentingnya SEL saat ini

Pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan di seluruh dunia. Tak hanya orang dewasa yang harus beradaptasi dengan rutinitas, anak-anak juga menghadapi beberapa perubahan besar, salah satunya pembelajaran jarak jauh.

Sebagian anak mungkin mendapat manfaat dari konsep ini, namun tidak sedikit juga anak-anak dan remaja usia sekolah lainnya yang kesulitan.

Pandemi telah menjauhkan anak-anak dari pembelajaran di kelas dan penyesuaian lainnya. Sekolah menyediakan layanan masyarakat yang jauh melampaui akademisi seperti interaksi teman sebaya setiap hari, atletik, kegiatan seni, kunjungan lapangan, tarian sekolah, wisuda, dan acara lainnya yang pada akhirnya tidak tersedia.

Di Amerika banyak anak-anak dan remaja yang mengalami masalah kesehatan mental. Data yang dikumpulkan sejak awal pandemi telah menunjukkan peningkatan tajam pada anak-anak dari segala usia yang mencari perawatan kesehatan mental.

Pada bulan Oktober 2021, American Academy of Pediatrics, American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, dan Children's Hospital Association mendeklarasikan keadaan darurat dalam kesehatan mental anak dan remaja nasional.

Antara Maret 2020 dan Oktober 2020, kunjungan ruang gawat darurat terkait kesehatan mental melonjak 24 persen untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun dan 31 persen untuk anak-anak usia 12 hingga 17 tahun.

Baca juga: Melatih kreativitas dan kecerdasan emosional anak saat pandemi

Pada tahun 2020, Rumah Sakit Anak Ann & Robert H. Lurie Chicago menyurvei 1.000 orang tua di seluruh negeri. 71 persen orang tua merasa pandemi berdampak negatif pada kesehatan mental anak mereka dan 69 persen menyebut pandemi sebagai hal terburuk yang pernah menimpa anak mereka.

Dalam survei tahun 2020 terhadap siswa sekolah menengah, hampir sepertiga responden mengatakan bahwa mereka merasa jauh lebih tidak bahagia dan depresi daripada biasanya.

Saat anak-anak kembali ke sekolah, program SEL akan menjadi sangat penting, sebab banyak yang akan membutuhkan dukungan ekstra.

Program SEL dapat membantu anak-anak mengelola stres dan dampak emosional yang luar biasa dari COVID-19 dan membantu mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

SEL dapat dilakukan dalam beberapa cara, guru pun bisa memasukkannya ke dalam kelas sepanjang tahun ajaran. Beberapa kegiatan SEL yang dapat dilakukan adalah menulis jurnal untuk mengetahui emosi, memecahkan masalah dan mendiskusikannya di kelas serta membuat kerja kelompok.

Baca juga: Ikatan emosional ibu dan anak perlu dibangun lewat pendekatan

Baca juga: Pentingnya bermain untuk perkembangan emosional anak

Baca juga: Melatih kreativitas dan kecerdasan emosional anak saat pandemi