GPDRR 2022
UNDP: Pemulihan pascabencana kesempatan tata ulang pembangunan
23 Mei 2022 17:09 WIB
Asisten Sekjen PBB dan Direktur Biro Krisis UNDP Asako Okai berpidato dalam upacara pembukaan "World Reconstruction Conference 5" dalam rangkaian "Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022" di Nusa Dua, Bali, Senin (23/5/2022). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/foc)
Badung, Bali (ANTARA) - Pemulihan pascabencana, termasuk pandemi COVID-19, dapat menjadi kesempatan untuk menata ulang pembangunan dan membangun ketangguhan dunia, kata Direktur Biro Krisis Program Pembangunan Perserikatan Bangsa‑Bangsa (UNDP) Asako Okai.
Hal itu disampaikan Okai dalam sambutannya pada pembukaan World Reconstruction Conference kelima (WRC5) di Nusa Dua, Badung, Bali pada Senin.
WRC5 diselenggarakan pada 23-24 Mei di Bali, bersamaan dengan sesi ketujuh Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) bertema "Rekonstruksi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan: membangun ketangguhan melalui pemulihan dunia yang telah diubah oleh COVID-19".
"Pemulihan pascabencana adalah kesempatan untuk menata ulang jalan pembangunan agar lebih berwawasan lingkungan dan lebih tangguh," ujar Okai, yang juga Asisten Sekretaris Jenderal PBB.
Dia menyebutkan WRC5 yang diselenggarakan tahun ini membahas kebutuhan untuk pemulihan sosial ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai jalur untuk memberdayakan masyarakat yang tangguh dan berkesinambungan di dunia pascapandemi COVID-19.
Konferensi itu dibagi dalam tiga sub-tema. Pertama, membahas dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 pada pencapaian pembangunan yang berharga.
Kedua, membahas pemulihan sosial, infrastruktur dan ekonomi dari bencana sebagai kesempatan menata ulang jalur pembangunan menuju masa depan yang lebih hijau dan tangguh.
Sub-tema yang ketiga adalah mengkaji ulang model tata kelola pemulihan: perencanaan, pendanaan, dan pengelolaan pemulihan dari peristiwa bencana-konflik yang kompleks dan saling berkait di dunia pasca COVID-19.
Pendekatan yang lebih hijau, lebih tangguh, dan inklusif menuju pemulihan akan membantu memperbaiki kerusakan struktural yang disebabkan COVID-19, mengakselerasi mitigasi perubahan iklim dan upaya adaptasi sembari mengembalikan momentum pengentasan kemiskinan dan pemerataan kemakmuran, kata Okai.
WRC adalah platform global di mana pembuat kebijakan, ahli, praktisi, pemerintahan, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat (LSM), akademisi, dan sektor swasta bertukar pengalaman dalam pemulihan bencana dan rekonstruksi, juga melancarkan dialog kebijakan.
WRC biasanya diselenggarakan oleh tiga mitra --Uni Eropa, UNDP, dan Bank Dunia-- bersamaan dengan GPDRR. Pada tahun ini, International Recovery Platform (IRP) bergabung menjadi mitra.
Baca juga: ANTARA gelar pameran foto pengelolaan bencana Indonesia di GPDRR 2022
Baca juga: Persiapan Indonesia untuk GPDRR 2022 sudah 90 persen
Baca juga: Pertemuan GPDRR 2022 hadirkan tiga tema besar bahas risiko bencana
Hal itu disampaikan Okai dalam sambutannya pada pembukaan World Reconstruction Conference kelima (WRC5) di Nusa Dua, Badung, Bali pada Senin.
WRC5 diselenggarakan pada 23-24 Mei di Bali, bersamaan dengan sesi ketujuh Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) bertema "Rekonstruksi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan: membangun ketangguhan melalui pemulihan dunia yang telah diubah oleh COVID-19".
"Pemulihan pascabencana adalah kesempatan untuk menata ulang jalan pembangunan agar lebih berwawasan lingkungan dan lebih tangguh," ujar Okai, yang juga Asisten Sekretaris Jenderal PBB.
Dia menyebutkan WRC5 yang diselenggarakan tahun ini membahas kebutuhan untuk pemulihan sosial ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai jalur untuk memberdayakan masyarakat yang tangguh dan berkesinambungan di dunia pascapandemi COVID-19.
Konferensi itu dibagi dalam tiga sub-tema. Pertama, membahas dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 pada pencapaian pembangunan yang berharga.
Kedua, membahas pemulihan sosial, infrastruktur dan ekonomi dari bencana sebagai kesempatan menata ulang jalur pembangunan menuju masa depan yang lebih hijau dan tangguh.
Sub-tema yang ketiga adalah mengkaji ulang model tata kelola pemulihan: perencanaan, pendanaan, dan pengelolaan pemulihan dari peristiwa bencana-konflik yang kompleks dan saling berkait di dunia pasca COVID-19.
Pendekatan yang lebih hijau, lebih tangguh, dan inklusif menuju pemulihan akan membantu memperbaiki kerusakan struktural yang disebabkan COVID-19, mengakselerasi mitigasi perubahan iklim dan upaya adaptasi sembari mengembalikan momentum pengentasan kemiskinan dan pemerataan kemakmuran, kata Okai.
WRC adalah platform global di mana pembuat kebijakan, ahli, praktisi, pemerintahan, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat (LSM), akademisi, dan sektor swasta bertukar pengalaman dalam pemulihan bencana dan rekonstruksi, juga melancarkan dialog kebijakan.
WRC biasanya diselenggarakan oleh tiga mitra --Uni Eropa, UNDP, dan Bank Dunia-- bersamaan dengan GPDRR. Pada tahun ini, International Recovery Platform (IRP) bergabung menjadi mitra.
Baca juga: ANTARA gelar pameran foto pengelolaan bencana Indonesia di GPDRR 2022
Baca juga: Persiapan Indonesia untuk GPDRR 2022 sudah 90 persen
Baca juga: Pertemuan GPDRR 2022 hadirkan tiga tema besar bahas risiko bencana
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: